10 Isu Penting dalam Rakernas Majelis Dikdasmen-PNF

10 Isu Penting dalam Rakernas Majelis Dikdasmen-PNF

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Muhammadiyah menggariskan visi utamanya unggul berkemajuan di seluruh bidang gerak dakwah, termasuk pendidikan. Hal ini disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal (PNF), Jum’at (10 Muharram 1445 H bertepatan 28 Juli 2023), di Ballroom SM Tower, Yogyakarta.

Haedar menekankan, dalam 5 tahun ini, di bidang pendidikan harus ada capaian yang lebih dalam kategorisasi unggul. Hal ini pekerjaan tidak mudah, tapi yakinlah Majelis Dikdasmen dan PNF bisa mewujudkan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Terlebih, Muhammadiyah adalah perintis pendidikan modern. Oleh karena itu akan terus melakukan usaha-usaha konstruktif untuk menjalankan roda pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah, sampai perguruan tinggi.

“Tak lain untuk mewujudkan pendidikan Islam modern. Yakni membentuk, mewujudkan masyarakat utama (khaira ummah), yang kita terjemahkan sebagai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di negeri tercinta ini,” tegasnya.

Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini mengajak untuk memanfaatkan seluruh potensi dan sumber daya guna mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. Apalagi, Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki negeri ini sangat melimpah dan potensial jika dikelola dengan baik.

Di era kontemporer saat ini, Indonesia dihadapkan ekosistem yang mengalami transformasi sangat kompleks. Ditambah tatanan dunia mengalami perubahan luar biasa, kekuatan kemajuan tidak hanya berada di Eropa Barat dan Amerika, tetapi bergeser ke wilayah timur, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.

Di tengah perubahan itu, Indonesia tidak bisa lepas dari berbagai pengaruh. Sebagai bangsa sedang menuju ke situ untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain. “Pemerintah menetapkan Indonesia Emas tahun 2045, mulai disusun pembangunan jangka panjang. Di situ disebut bahwa Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,” tutur Haedar.

Rakernas Majelis Dikdasmen dan PNF berlangsung hingga 11 Muharram 1445 bertepatan 30 Juli 2023, tema “Meneguhkan visi, mengembangkan kolaborasi, menghadirkan transformasi.”

Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, Didik Suhardi, Ph.D., menjelaskan jika tema tersebut untuk menjalankan amanah PP Muhammadiyah, yakni menyelenggarakan pendidikan yang holistik, dimana dapat memberikan kompetensi kepada peserta didik dengan karakter kemampuan yang kuat, kemampuan akademik dan non akademik yang harus dimilki siswa.

“Harapannya saat Indonesia Emas 2045, banyak kader Muhammadiyah menjadi pemimpin, pelaku, dan para pengambil keputusan, serta membawa Indonesia yang adil makmur,” ujarnya.

Majelis Dikdasmen dan PNF harus bisa hadir dalam memberikan kompetensi kepada peserta didik. Kompetensi itu berkelindan dengan karakter kemampuan yang kuat, baik itu kemampuan akademik maupun kemampuan non akademik.

Dalam Rakernas ini ada 10 isu penting yang dibahas.

Pertama, evaluasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sejak zonasi diberlakukan ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama bagi sekolah swasta. PPDB hadir bukan hanya untuk sekolah negeri juga swasta, dan ini harus dijadikan kebijakan nasional. Pendidikan bukan hanya tugas pemerintah, juga lembaga swasta yang sudah berkontribusi sebelum kemerdekaan.

Kedua, berkaitan digitalisasi pendidikan yang menjadi keharusan bagi sekolah dan madrasah untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi peserta didik. Ketiga, revitalisasi ISMUBA, akan diajarkan sejak SD hingga tingkat menengah.

Keempat, menyusun pendidikan non formal melalui paket kesetaraan dan kursus, sesuai perkembangan saat ini.

Kelima, pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Muhammadiyah, terdiri dari senior, mantan kepala sekolah, guru, dan PTM yang punya komitmen besar meningkatkan mutu di sekolah. Dengan mutu naik, jumlah siswa akan naik, dan penanaman nilai kemuhammadiyahan bisa dilakukan.

Keenam, pemberdayaan ekonomi melalui koperasi sekolah. Majelis menyadari bahwa sekolah perlu mencari sumber daya lain di luar pembayaran dari orangtua/wali siswa yang selama ini menjadi andalan bagi sekolah.

Ketujuh, membahas Ujian Bersama Sekolah Muhammadiyah. Dengan assesment atau penilaian saat ini, belum bisa memacu prestasi tinggi dan menghadapi masa depan.

Kedelapan, sekolah unggulan Muhammadiyah di setiap satuan pendidikan, termasuk madrasah. Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah menargetkan paling tidak di setiap kabupaten/kota ada 7 sekolah unggulan Muhammadiyah.

Kesembilan, penguatan vokasi dengan orientasi pada masa depan.

Kesepuluh, UIS (Uang Iuran Siswa), yaitu penarikan dana dari SPP siswa untuk pergerakan organisasi dan dakwah tiap tingkatan pimpinan, dari pusat sampai ranting.

“Kita tidak ingin masuk zona nyaman. Kita ingin melakukan kreatifitas dan inovasi, sehingga bisa maju dan one step ahead daripada sekolah lain,” tandas Didik. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat