Akan Digarap, Film Pendek "Sang Pendekar" yang Unik dan Menarik

Akan Digarap, Film Pendek "Sang Pendekar" yang Unik dan Menarik

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Prihatin karena tidak semua generasi di Tapak Suci mengenal sosok seperti Kiai Busro, Muhammad Wahid, Dimyati hingga generasi keenamnya: Mohammad Barri Irsyad, kini sedang akan digarap film pendek “Sang Pendekar”.

Adanya film pendek ini diharapkan mampu mensyiarkan nilai-nilai kemuliaan kepada generasi muda. Selain untuk berdakwah sekaligus memperkenalkan ajaran KHA Dahlan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ide dan gagasan pembuatan film yang menceritakan sejarah perguruan seni bela diri tertua di Indonesia ini, berawal dai perlombaan di Jakarta Utara. Tepatnya di Jakarta Utara Tapak Suci Championship (JUTC).

Saat jam istirahat, Ade Cecep Komarudin — yang akrab disapa Bang Ade — dan temannya Alaudin (Ketua Komda TS Jakarta Utara, yang akrab disapa Kang Dien) dan Ade Cecep bersantai di sebuah warung makan, tidak jauh dari lokasi perlombaan.

Tidak lama berselang, tercetuslah ide untuk mengangkat sejarah Tapak Suci dalam sebuah film “Sang Pendekar”. Ide awalnya adalah sebuah film dokumenter karena alasan biaya yang lebih terjangkau.

Diharapkan, film ini tidak terhenti sampai di Mohammad Barri saja. Tapi nantinya ada tokoh-tokoh sentral lain di Tapak Suci yang bisa diangkat, digali informasinya, dan kemudian diaplikasikan dalam sebuah tayangan film atau video dokumenter.

“Agar generasi muda tahu dan menyimak dengan baik perjalanan sejarahnya,” kata Drs M Afnan Hadikusumo, Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah, Rabu (17/6/2020).

Dikatakan Afnan, setiap peristiwa datang dan pergi silih berganti. “Memberikan hikmah dan warna baru dalam setiap lika-liku kehidupan duniawi,” katanya.

Ketika tantangan hidup semakin berat, berjuanglah untuk jadi semakin kuat. Dengan iman dan akhlak kita menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak kita menjadi lemah. Itu sebuah semboyan yang tidak asing bagi keluarga besar Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Semboyan itu yang menyuntikkan semangat kepada keluarga besar Tapak Suci.

Perjalanan adalah penemuan jati diri. Menjadi kuat adalah pilihan untuk membela kebenaran, menolong yang lemah, serta melembutkan hati orang yang merasa berkuasa atas dirinya ataupun yang berada di luar jangkauannya.

Sejarah Tapak Suci sangat unik dan menarik. Karena tidak berhubungan dengan hal-hal yang berbau mistik. Tapak Suci adalah perguruan silat yang murni beladiri, tanpa ada hubungan dengan ilmu ghaib.

Hal itulah yang memotivasi Ade untuk mengangkat Tapak Suci dalam sebuah film. Selain dakwah sebagai tujuannya, film ini mengangkat beberapa tokoh Tapak Suci yang turut andil dalam mendirikan Muhammadiyah bersama Kiai Dahlan. Mereka ikut berjuang melawan penjajah. Dan banyak dari mereka yang menjadi syuhada.

Saat ini belum banyak sejarah yang diangkat dalam bentuk film. Kebanyakan, masih sebatas artikel maupun tulisan yang jarang diminati anak-anak muda.

Maka dari itu, Ade akan mengangkat sejarah Tapak Suci sebagai sebuah film agar bisa dinikmati oleh lebih banyak orang.

Setelah dipertimbangkan, film dokumenter sudah umum di masyarakat. Banyak juga yang sudah membuat. Maka Ade putuskan untuk mengangkat sebuah film.

Ade, sutradara film “Sang Pendekar”, mengatakan, fase awal film ini akan dibuat dalam bentuk trailer. “Itu sebagai pancingan bagi para penonton,” tandasnya.

Rencananya, trailer film ini akan dilaunching pada tanggal 31 Juli 2020, bertepatan dengan milad Tapak Suci.

Mantan Manajer Program  ADiTV menjelaskan, film ini diproduksi sebagai sebuah trailer. “Tapi bukan sekadar trailer seperti kebanyakan,” ungkapnya.

Hal pembeda dari trailer yang dibuatnya sesuai dengan alur cerita, berisi penggalan-penggalan yang nantinya dapat dirangkai menjadi sebuah film.

“Nantinya jika trailer ini memperoleh kesuksesan dan memperoleh sambutan yang baik dari masyarakat akan dibuat dalam bentuk series,” ungkapnya. 

Dari film “Sang Pendekar” ini diharapkan dapat memberikan nilai-nilai positif bahwa praktek ajaran Islam harus sepenuhnya murni dari al-Qur’an dan Sunnah. Ajaran Islam tidak ada kaitannya dengan ajaran-ajaran mistik sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Konten film “Sang Pendekar” lebih banyak pada sejarah keilmuan Tapak Suci yang berdiri pada tahun 1963.

Sejarah keilmuannya berasal dari KH Busyro Syuhada, pengasuh Pondok Pesantren Binorong di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah. Di antara murid-muridnya adalah Achyat, M. Yasin dan Jenderal Besar Soedirman.

Kemudian, pada tahun 1921 dalam acara Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH Busyro untuk pertama kalinya bertemu dengan kakak-beradik: A Dimyati dan M Wahib. Kakak beradik ini akhirnya berguru kepada KH Busyro sekaligus juga nyantri di pesantrennya.

Busyro Syuhada akhirnya memutuskan untuk pindah dan menetap di Yogyakarta setelah beberapa lama mengasuh di pondok pesantren yang didirikannya. Sehingga aliran pencak silat Banjaran, yang semula dikembangkan di Pondok Pesantren Binorong, kemudian juga dikembangkan di Kauman, Yogyakarta.

Atas restu dan izin dari pendekar besar KH Busyro, kemudian A. Dimyati dan M.Wahib membuka perguruan silat dan menerima murid.

Pada tahun 1925, perguruan pencak silat di Kauman akhirnya dibuka dan terkenal dengan nama Cikauman. Perguruan ini dipimpin langsung oleh dua pendekar besar: M Wahib dan A Dimyati.

Singkat cerita, tersebutlah M Syamsuddin, seorang murid Cikauman yang berhasil dinyatakan lulus dan diizinkan untuk menerima murid. Sehingga ia mendirikan perguruan Seranoman. Letak perguruan Seranoman berada di Kauman sebelah utara.

Setelah berjalan beberapa lama, lahirlah seorang pendekar muda M Zahid, yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.

Sebagai seorang murid dari generasi keenam yang sudah dinyatakan lulus dalam menjalani berbagai gemblengan oleh pendekar M. Zahid, maka Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati mendirikan sebuah perguruan bernama Kasegu.

Kasegu sendiri merupakan senjata khas yang bertuliskan Muhammad, yang diciptakan oleh pendekar Moh Barrie Irsyad.

Setelah adanya desakan dari murid-murid Perguruan Kasegu terhadap pendekar Moh Barrie Irsyad agar mendirikan sebuah perguruan yang menggabungkan perguruan yang sejalur: Cikauman, Seranoman dan Kesegu, akhirnya berdirilah Perguruan Tapak Suci pada 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Dan, yang jadi ketua umum kali pertama adalah H Djarnawi Hadikusumo. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow