Aksi Lazismu dan PTM, Borong Telur Terus Membaginya Gratis
SURABAYA – Muhammadiyah tidak pernah kepalang tanggung ketika bergerak membantu masyarakat. Seperti dilakukan Lazismu Jawa Timur bersama Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Sabtu (4/9), mereka memborong 2,5 ton telur ayam dari peternah di Magetan dan Blitar. Harga sesuai pasar yakni Rp 15.500 ribu per kilogram. Setelah memborong, UM Surabaya membagikan telur tersebut secara gratis. Sedangkan Umsida menjual dengan harga murah, subsidi Rp 1.500 per kilogramnya. Masya Allah. Barokallah.
Aksi borong untuk kemaslahatan umat itu dilakukan ketika Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sedang menggelar Tanwir secara hybrid, Sabtu dan Ahad (4-5/9). Terdengar informasi bahwa telur di beberapa peternak tidak bisa terjual, sehingga stoknya menumpuk. Harganya pun turun drastic, menjadi sangat murah.
“Apalagi beberapa peternak tidak bisa mengakses pasar. Kami langsung lobi Rektor UM Surabaya dan Umsida. Alhamdulillah bersedia membantu,” jelas Drh. Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jatim, seperti tertulis dalam rilis Lazismu yang diterima mediamu.com.
Bukan itu saja yang dilakukan Lazismu Jatim. Sebelumnya, mereka memborong cabai dari petani di Mijen, Demak, Jawa Tengah, sebanyak 4,35 ton. Dalam hal ini Lazismu Jatim bekerja sama dengan Lazismu Jepara, Lazismu Demak, PD ‘Aisyiyah Jepara, dan PD ‘Aisyiyah Demak.
Menurut Zainul, jenis Cabai di Mijen kebetulan memang sedang tidak diminati, sehingga tidak laku. “Jenisnya merah kriting, bentuknya kecil,” jelasnya.
Kondisi petani dan peternak belakangan relatif lebih buruk. Hal ini dirasakan hampir semua produk. Diharapkan, Lazismu di berbagai daerah hadir untuk membantu petani dan peternak.
“Produsen, petani, dan peternak ini sedang terpuruk. Permintaannya sedang rendah. Terjadi di banyak produk, jahe merah, kunyit, lele, dan lain-lain. Kita terus komunikasi dengan berbagai petani dan peternak,” katanya.
Lazismu melalui Program Tani Bangkit diharapkan menjadi jaring pengaman sosial bagi peternak dan petani di seluruh Indonesia. Ia menyebut, Lazismu sedang menyiapkan memborong lele yang juga sulit dijual. Saat ini sedang dilakukan asesmen untuk melihat tingkat keparahan penjualan ikan lele.
“Kalau harga sudah murah, kita harus menjadi kepanjangan tangan mereka agar segera tersalur. Kalau tidak segera tersalur, cost semakin membengkak. Harus segera ditolong,” tandas Zainul yang juga seorang peternak. (*)
Berita diterima mediamu.com dari rilis Lazismu Jawa Timur
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow