Bedah Rumah, Program Unggulan Lazismu Gunungkidul

Bedah Rumah, Program Unggulan Lazismu Gunungkidul

Smallest Font
Largest Font

GUNUNGKIDUL – Dijalankan mulai tahun 2019, Program Bedah Rumah Lazismu Gunungkidul sudah merehab 7 (tujuh) rumah. Rumah-rumah itu tadinya tidak layak huni dan membahayakan anggota keluarga di dalamnya.

Menurut Wahyudiono, Ketua Pelaksana Program Bedah Rumah Lazismu Gunungkidul, para penerima bantuan program ini adalah Mbah Simpen dan Mbah Nini (Purwosari), Rukilah (Karangmojo), Wardiyo (Tepus), Fajar Sidik (Semanu), Teguh Wiyono (Wonosari), Rungki Haryanto (Purwosari), dan Dian Wulandari (Nglipar).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Program unggulan ini ditujukan kepada masyarakat atau keluarga yang membutuhkan, yakni rumahnya tidak layak huni,” jelas Wahyudiyono kepada mediamu.com, Selasa (7/9).

Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Daerah ini dikenal sebagai kawasan kering, karena terletak di area pegunungan. Tapi, Gunungkidul memiliki destinasi wisata pantai yang terkenal dengan keindangan pasir putihnya, berbeda dengan pantai-pantai lain di Bantul dan Kulonprogo.

Dalam catatan Lazismu, di Gunungkidul terdapat banyak sekali rumah tinggal tidak layak huni dan membahayakan. Inilah yang melatarbelakangi diadakannya Program Bedah Rumah. Seleksi bagi penerima bantuan dilakukan secara hati-hati agar tidak salah sasaran.

“Para penerima bantuan kami pastikan sudah memenuhi syarat- syarat wajib, sehingga bedah rumah bisa terlaksana,” jelas Wahyudiyono.

Syarat wajib tersebut adalah milik perorangan, muslim/mualaf, dhu’afa, mendapatkan rekomendasi dari pimpinan persyarikatan, komitmen bermuhammadiyah, dan telah melalui assessment tim lapangan. Secara khusus sasaran program diprioritaskan kepada pegiat dakwah/guru dan pengurus persyarikatan, serta warga tidak mampu yang membutuhkan.

Anggaran yang diberikan tiap rumah sebesar Rp 25.000.000 dalam bentuk material seperti pasir, batu-bata, semen, dan besi. “Anggaran berasal dari penggalangan dana oleh umat dan tidak termasuk biaya tukang/tenaga dan konsumsi,” tambahnya.

Untuk konsumsi berasal dari penerima manfaat program dan warga sekitar. Sedangkan, tukang/tenaga berasal dari gotong-royong masyarakat sekitar dibantu MDMC dan KOKAM setempat.

Rumah yang akan dibedah berukuran 6 x 6 meter (sesuai standar Lazismu), tidak termasuk kamar mandi dan dapur. Status tanah hak milik sendiri. Program ini juga melibatkan beberapa pihak seperti pemerintah/tokoh masyarakat, PRM, PCM, dan Kantor Layanan (KL) Lazismu setempat.

Masyarakat tentunya sangat terbantu dan merasakan manfaat yang sangat besar. “Mereka yang menerima manfaat dari program ini merasa seperti bermimpi dapat bantuan rumah dari Lazismu,” papar Wahyudiyono.

Ke depannya dia berharap, melalui Program Bedah Rumah, para donatur tetap semangat dalam berta’awun, makin banyak penerima manfaat program yang dapat dibantu, serta menjadi amal jariyah para donatur.

Selain Bedah Rumah, Lazismu Gunungkidul juga memiliki sosial kemasyarakatan, yakni sunatan masal, peduli guru ngaji, peduli guru terdepan dan terluar (GTT) persyarikatan, peduli anak yatim piatu, dan peduli dhu’afa. Jumlah zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) yang dikelola sekitar Rp 700.000.000 tiap tahun. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow