Bupati Sleman: Hamka Pahlawan yang Harus Ditiru Masyarakat Indonesia
SLEMAN – Demam nonton bareng (nobar) film Buya Hamka rupanya tidak hanya dialami oleh warga Muhammadiyah, tetapi juga sampai ke pejabat daerah.
Salah satunya Bupati Sleman Dra. Kustini Sri Purnomo yang mengikuti nobar film Buya Hamka Volume Pertama yang diadakan oleh Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman pada Selasa (2/5) di Cinema XXI Sleman City Hall. Kustini turut hadir bersama keluarganya, yaitu sang suami Drs. Sri Purnomo yang merupakan Bupati Sleman 2 periode sebelumnya beserta anak – anak dan cucunya.
Seperti judulnya, film ini sendiri mengisahkan perjalanan hidup dari Buya Hamka. Terutama keterikatannya dengan Persyarikatan Muhammadiyah dan perjuangannya dalam menegakkan ajaran Islam yang menjadi daya tarik dari film Buya Hamka.
Usai menonton hingga tuntas, Kustini sangat mengapresiasi pemutaran film Buya Hamka ini, sehingga masyarakat bisa mengetahui sosok dan perjuangan dari Buya Hamka itu sendiri.
“(Film) ini memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa beliau adalah selain alim ulama, juga pejuang untuk kemerdekaan. Harapannya, menjadi edukasi kepada masyarakat dan kita menunjukkan bahwa Buya Hamka adalah pahlawan yang harus ditiru masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Senada dengan ibu Bupati, Sri Purnomo yang juga ikut menonton langsung menilai film Buya Hamka sangat bagus, dengan menampilkan unsur pendidikan dan pergerakan, dan perjuangan.
“Salah satu film yang sangat bagus. Ada unsur pendidikan dan pergerakan, dan perjuangan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, dimana agar kita harus sejajar dengan bangsa lain dan tidak memperbolehkan adanya penjajahan, Buya Hamka sudah memberikan contoh untuk hal ini,” ujar Bupati Sleman periode 2010-2015 dan 2016-2021 itu.
Film Buya Hamka ini terbagi menjadi 3 volume. Volume pertama yang sedang tayang ini mengisahkan latar belakang Hamka meniti karir, termasuk kegiatannya di Muhammadiyah sembari berjuang dalam kemerdekaan.
Kisah Buya Hamka di film ini akan berlanjut pada volume kedua yang mengisahkan perjuangan Hamka setelah proklamasi Indonesia, termasuk fitnah yang membuat dirinya dipenjara. Kemudian berakhir di volume ketiga tentang masa kecil Hamka hingga tumbuh besar di Maninjau, Sumatera Barat. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow