Dengan SM Tower Muhammadiyah Masuki Dunia Perhotelan
YOGYA – Muhammadiyah tak lama lagi akan memiliki hotel pertamanya. Hotel itu bernama Suara Muhammadiyah Tower and Convention atau disingkat SM Tower. Lokasinya berada di Jalan KH. Ahmad Dahlan no.107 Yogyakarta, satu komplek dengan Grha Suara Muhammadiyah dan bersebelahan dengan Kantor Lama Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
SM Tower ini merupakan unit bisnis Suara Muhammadiyah yang bergerak di bidang perhotelan dan wisata, sekaligus menjadi bisnis yang kesekian selain majalah, toko, BulogMu, Log Mart, ekspedisi, dan lainnya.
Kepada Mediamu.id, Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, MA. mengatakan bahwa hotel ini menjadi impian Suara Muhammadiyah sejak lama untuk masuk dalam pengembangan bisnis di sektor perhotelan dan pariwisata. Apalagi di Yogyakarta, yang sebagaimana kita tahu, jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat setiap tahun.
Mengacu pada data Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta di tahun 2022, disebutkan terdapat 7,4 juta yang datang ke Yogyakarta. Artinya, kalau mengambil 10 persen saja dari jumlah tersebut, tentunya itu sebuah potensi pasar yang besar.
“Selain, tentu kita sebagai warga Muhammadiyah memiliki aktivitas yang tinggi dalam penggunaan fasilitas hotel. Maka, SM Tower ini hadir untuk menjadi alternatif dalam pengembangan ekonomi Muhammadiyah di sektor hotel dan pariwisata,” kata Deni, Rabu (21/6).
Pembangunan SM Tower berlangsung sekitar 1 tahun 4 bulan. Namun, prosesnya diawali dengan mengajukan izin pembangunan sejak tahun 2019, kemudian pada tahun 2021 bisa mendapatkannya.
Akan tetapi, meskipun sudah ada izin, pembangunan belum bisa dilakukan karena masih terhambat pandemi Covid-19. Barulah di awal tahun 2022, pembangunan sedikit demi sedikit bisa dilakukan dan bisa rampung pada tahun 2023 sekarang, sehingga jika ditotal sejak pengajuan izin, pembangunan SM Tower memakan waktu 4 tahun.
Rampungnya proses pembangunan SM Tower ini tentu membuat Deni, yang menjabat sebagai Direktur Utama sejak 2014, tidak menyangka. Suara Muhammadiyah yang awalnya hanya mengelola bisnis majalah, akan memiliki hotel sendiri sekaligus bisa bergerak di bisnis perhotelan yang biayanya jelas tidak murah.
“Makanya, ketika bangunan ini berdiri megah dan gagah, saya masih kadang – kadang tidak percaya. ‘Apakah benar ini hotelnya Suara Muhammadiyah?’, ‘Apa benar ini usaha kita?’, ‘Inikah SM Tower?’ dan masih banyak pertanyaan yang ada di pikiran saya,” ujarnya tidak menyangka.
“Kalau kita flashback ke 4-5 tahun sebelumnya, rasanya masih mustahil kami bisa bergerak di bisnis perhotelan ini, karena biayanya sangatlah tinggi. Tetapi, alhamdulillah, berkat niat, ikhtiar, kerjasama, dan kolaborasi semua pihak, Allah berikan kemudahan dan kelancaran. Apa yang tadi kita bayangkan, dari tidak mungkin akhirnya bisa terjadi,” sambung Deni.
Tak hanya itu, respon dari pimpinan dan warga Muhammadiyah terhadap kehadiran SM Tower sangatlah positif. Karena, sementara persyarikatan berfokus pada pendidikan dan kesehatan, Suara Muhammadiyah tetap konsisten bergerak di jalur bisnis dan saat ini sudah masuk ke sektor perhotelan.
“Kami berterima kasih atas apresiasi dari semua pihak, termasuk pimpinan dan warga Muhammadiyah. Tetapi, ini sekaligus menjadi tantangan bagi kami, karena semakin tinggi ekspektasi orang – orang terhadap kita, maka kita pun harus memperbaiki kualitas diri maupun kerja dan hasil yang sesuai diharapkan oleh orang lain,” tutur Deni.
SM Tower akan dibuka secara resmi pada soft launching pada hari Sabtu (24/6), oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, disaksikan langsung jajaran PWM DIY, pimpinan Amal Usaha dan warga Muhammadiyah. Lalu,SM Tower akan dibuka secara operasional pada Grand Opening di bulan Agustus 2023 bertepatan dengan milad Suara Muhammadiyah.
Gedung SM Tower memiliki 8 tingkat dan menawarkan bermacam fasilitas untuk para pengunjung. Selain kamar atau guest room yang jumlahnya mencapai 60 unit, juga ada fasilitas lainnya seperti ruang meeting berkapasitas 20 – 50 orang, musholla di lantai dasar dan atas, tempat parkir di basement dan area lobby, resto dan cafe, taman untuk bersantai, serta beberapa fasilitas menarik lainnya.
Uniknya, di setiap kamar terdapat buku – buku dan majalah terbitan Suara Muhammadiyah/ Jadi buat pengunjung tidak sekadar menginap, tetapi juga bisa membaca dan mendapat inspirasi. Tak sampai di situ, lanjut Deni, di beberapa lorong terdapat ayat – ayat Al Quran terjemahan bahasa Indonesia dan Inggris.
Tentunya, pengembangan bisnis Suara Muhammadiyah tidak berhenti di SM Tower saja. Setelah ini, banyak hal yang akan dilakukan. Bahkan, Deni mengatakan kepada timnya jika SM Tower ini bukanlah akhir melainkan menjadi titik awal, sebab SM Tower akan menjadi bisnis yang berjejaring.
Artinya, dari Suara Muhammadiyah ingin menghadirkan hotel ini bisa berjejaring yang hadir di setiap provinsi dan daerah – daerah. Jadi, bisa dibayangkan ke depannya akan muncul SM Tower di Jakarta, Bandung, Makassar, hingga Aceh.
“Makanya, kami menyebut ini bisnis yang berjejaring. Sehingga agenda kami selanjutnya adalah sosialisasi SM Tower ini ke berbagai daerah. Bahwa kita harus punya kekuatan di sektor bisnis perhotelan dan pariwisata ini dengan kolaborasi untuk mendirikannya di daerah – daerah,” jelas Deni.
Di samping itu, Suara Muhammadiyah juga tetap mengembangkan bisnis – bisnis lainnya. Terutama dalam waktu dekat ini ada groundbreaking atau pencanangan Pusat Bisnis Suara Muhammadiyah di tempat yang sama sekaligus meluncurkan properti SM. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow