Hadits Tentang Aqiqah, Beserta Pengertian, Hukum, dan Tata Caranya

Hadits Tentang Aqiqah, Beserta Pengertian, Hukum, dan Tata Caranya

Smallest Font
Largest Font

Aqiqah adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Ibadah ini melibatkan penyembelihan hewan, biasanya kambing atau domba, dan merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Artikel ini akan membahas pengertian, hukum, hadits tentang aqiqah, tata cara pelaksanaan, serta manfaat dari aqiqah.

Pengertian Aqiqah

Aqiqah berasal dari bahasa Arab "al-qath'u" yang berarti memotong. Secara istilah, aqiqah adalah penyembelihan hewan yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anak pada hari ketujuh setelah kelahiran. Selain itu, aqiqah juga diartikan sebagai rambut bayi yang baru lahir, yang kemudian dicukur sebagai bagian dari prosesi aqiqah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Hukum Aqiqah

Hukum aqiqah dalam Islam adalah sunnah muakkad, yang berarti sangat dianjurkan bagi mereka yang mampu melaksanakannya. Ini berdasarkan sejumlah hadits Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan pentingnya pelaksanaan aqiqah.

Namun, bagi yang tidak mampu, tidak ada dosa jika tidak melaksanakannya. Para ulama, termasuk Imam Ahmad dan mayoritas ulama lainnya, sepakat bahwa aqiqah adalah sunnah muakkad dan bukan kewajiban.

Hadits-Hadits Tentang Aqiqah

Berikut ini beberapa hadits yang berkaitan dengan aqiqah beserta teks Arab, Latin, dan terjemahannya, serta penjelasan lebih lengkap mengenai makna dan implikasinya:

1. Hadits Salman bin 'Amir

عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِيّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَعَ اْلغُلاَمِ عَقِيْقَةٌ فَاَهْرِيْقُوْا عَنْهُ دَمًا وَ اَمِيْطُوْا عَنْهُ اْلاَذَى

"An Salman bin 'Amir Ad-Dhabiy, dia berkata: Rasulullah bersabda: 'Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.'" (HR. Bukhari)

Hadits ini menunjukkan bahwa aqiqah adalah ibadah yang terkait langsung dengan kelahiran seorang anak. Perintah untuk menyembelih hewan dan menghilangkan gangguan darinya dapat dipahami sebagai bentuk perlindungan terhadap bayi yang baru lahir.

Gangguan di sini bisa merujuk pada segala sesuatu yang dapat membahayakan atau mengganggu perkembangan bayi, baik secara fisik maupun spiritual.

2. Hadits Samurah bin Jundab

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَ يُحْلَقُ وَ يُسَمَّى

"An Samurah bin Jundab dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Setiap anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.'" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah)

Hadits ini menekankan pentingnya pelaksanaan aqiqah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Istilah "tergadaikan" menunjukkan bahwa pelaksanaan aqiqah adalah sebuah keharusan yang memiliki konsekuensi spiritual. Dengan melaksanakan aqiqah, bayi diharapkan mendapatkan perlindungan dan berkah.

Pencukuran rambut bayi dan pemberian nama juga merupakan bagian dari prosesi ini, yang menunjukkan bahwa aqiqah bukan hanya ritual penyembelihan hewan, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain yang penting dalam kehidupan seorang bayi.

3. Hadits Aisyah

أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُمْ عَنْ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ

"Dari Aisyah dia berkata: Rasulullah bersabda: 'Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.'" (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Hadits ini menjelaskan perbedaan jumlah hewan yang disembelih untuk aqiqah antara bayi laki-laki dan perempuan. Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua ekor kambing, sementara bayi perempuan cukup satu ekor kambing.

Hal ini menunjukkan adanya perhatian khusus dalam perlakuan terhadap bayi laki-laki dan perempuan. Walaupun ada perbedaan jumlah hewan, tujuan utama aqiqah tetap sama, yaitu sebagai bentuk syukur dan perlindungan bagi bayi yang baru lahir.

4. Hadits Ibnu 'Abbas

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَقَّ عَنْ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ كَبْشًا كَبْشًا

"Dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah bersabda: 'Mengaqiqahi Hasan dan Husain dengan satu kambing dan satu kambing.'" (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun sunnah aqiqah adalah dua ekor kambing untuk bayi laki-laki, Nabi Muhammad SAW juga membolehkan pelaksanaan aqiqah dengan satu ekor kambing untuk masing-masing cucunya, Hasan dan Husain.

Ini memberikan kelonggaran bagi mereka yang mungkin tidak mampu menyembelih dua ekor kambing, namun tetap ingin melaksanakan aqiqah. Dalam konteks ini, esensi dari aqiqah sebagai bentuk syukur tetap terjaga, meskipun dengan jumlah hewan yang lebih sedikit.

5. Hadits 'Amr bin Syu'aib

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ اَنْ يَنْسُكَ عَنْ وَلَدِهِ فَلْيَفْعَلْ عَنِ اْلغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَ عَنِ اْلجَارِيَةِ شَاةٌ

"Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda: 'Barangsiapa di antara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi, maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.'" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Ahmad)

Hadits ini mengulangi prinsip yang sama seperti hadits dari Aisyah, yaitu mengenai jumlah hewan yang disembelih untuk aqiqah. Namun, hadits ini juga menekankan kebebasan bagi orang tua untuk melaksanakan aqiqah sebagai bentuk ibadah sukarela.

Dengan kata lain, meskipun aqiqah adalah sunnah yang sangat dianjurkan, pelaksanaannya tetap berada dalam kerangka kebebasan individu untuk melaksanakan ibadah tersebut sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya.

Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah

Pelaksanaan aqiqah memiliki beberapa tahapan dan tata cara yang harus diperhatikan agar sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW:

1. Waktu Pelaksanaan

Aqiqah dianjurkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Jika tidak memungkinkan, dapat dilakukan pada hari keempat belas atau kedua puluh satu. Dalam kondisi tertentu, aqiqah dapat dilakukan kapan saja ketika orang tua memiliki kemampuan.

2. Jenis Hewan yang Disembelih

Hewan yang disembelih untuk aqiqah biasanya adalah kambing atau domba. Untuk bayi laki-laki disembelih dua ekor kambing, sedangkan untuk bayi perempuan cukup satu ekor kambing.

3. Syarat-Syarat Hewan Aqiqah

Hewan yang akan disembelih harus memenuhi syarat-syarat berikut:

  • Sehat dan tidak cacat.
  • Cukup umur, biasanya sekitar satu tahun untuk kambing.
  • Tidak kurus dan dalam kondisi baik.

4. Proses Penyembelihan dan Pengolahan Daging

Hewan disembelih dengan menyebut nama Allah dan niat aqiqah. Daging kemudian diolah dan dimasak untuk dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan.

5. Pembagian Daging Aqiqah

Daging aqiqah bisa dibagikan dalam bentuk masakan atau mentah. Disunahkan untuk memasak daging sebelum dibagikan. Bagian dari daging juga bisa dimakan oleh keluarga yang melaksanakan aqiqah.

Sunnah dan Adab Aqiqah

Selain penyembelihan hewan, terdapat beberapa sunnah dan adab yang dianjurkan saat pelaksanaan aqiqah:

1. Pemberian Nama pada Bayi

Pada hari pelaksanaan aqiqah, disunahkan untuk memberikan nama yang baik dan memiliki makna yang baik kepada bayi. Nama adalah doa dan harapan orang tua bagi anaknya.

2. Mencukur Rambut Bayi

Setelah penyembelihan hewan aqiqah, rambut bayi dicukur sebagai simbol membersihkan bayi dari kotoran dan gangguan. Rambut yang dicukur kemudian ditimbang dan bersedekah dengan perak seberat timbangan rambut tersebut.

3. Sedekah Seberat Timbangan Rambut Bayi

Setelah mencukur rambut bayi, disunahkan untuk bersedekah dengan perak atau uang seberat timbangan rambut bayi yang dicukur. Ini merupakan bentuk syukur dan kebaikan kepada orang lain.

4. Doa dan Bacaan Saat Aqiqah

Selama pelaksanaan aqiqah, dianjurkan untuk membaca doa-doa yang baik dan memohon keberkahan bagi anak yang diaqiqahi. Doa ini bisa dilakukan oleh orang tua atau ulama yang memimpin prosesi aqiqah.

Manfaat Aqiqah

Aqiqah memiliki banyak manfaat, baik dari segi spiritual maupun sosial. Berikut beberapa manfaat dari pelaksanaan aqiqah:

1. Bentuk Rasa Syukur kepada Allah SWT

Aqiqah adalah wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak yang selamat. Dengan melaksanakan aqiqah, orang tua menunjukkan ketaatan dan penghargaan mereka terhadap anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

2. Membersihkan dan Melindungi Bayi dari Gangguan

Pelaksanaan aqiqah diyakini dapat membersihkan bayi dari gangguan setan dan melindungi mereka dari bahaya. Hal ini sesuai dengan hadits yang menyebutkan bahwa setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya.

3. Mempererat Tali Silaturahmi dan Solidaritas Sosial

Aqiqah juga memiliki aspek sosial yang kuat. Dengan membagikan daging aqiqah kepada tetangga dan mereka yang membutuhkan, aqiqah dapat mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan solidaritas sosial dalam masyarakat.

4. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Orang Tua

Melaksanakan aqiqah merupakan bentuk ibadah yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan orang tua. Dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, orang tua menjalankan perintah agama dan memperoleh pahala dari Allah SWT.

Aqiqah adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Melalui pelaksanaan aqiqah, orang tua tidak hanya menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT, tetapi juga menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW dan mempererat hubungan sosial dengan sesama.

Dengan memahami pengertian, hukum, tata cara, serta manfaat aqiqah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan ketulusan.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat