Kumpulan Hadits Tentang Isra Mi'raj Beserta Sejarah dan Rangakaian Peristiwa

Kumpulan Hadits Tentang Isra Mi'raj Beserta Sejarah dan Rangakaian Peristiwa

Smallest Font
Largest Font

Isra Mi'raj adalah salah satu peristiwa paling penting dan monumental dalam sejarah Islam. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan mukjizat Nabi Muhammad SAW tetapi juga menjadi momen di mana kewajiban shalat lima waktu diperintahkan kepada umat Islam. Isra adalah perjalanan malam Rasulullah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem, sementara Mi'raj adalah perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha ke langit ketujuh dan Sidratul Muntaha.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang sejarah, hadits tentang Isra Mi'raj, dan rangkaian peristiwa yang terjadi selama Isra Mi'raj.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sejarah Isra Mi'raj

Peristiwa Isra Mi'raj terjadi pada tahun kesepuluh kenabian, tepatnya setelah wafatnya paman Rasulullah, Abu Thalib, dan istri beliau, Khadijah binti Khuwailid, yang dikenal sebagai tahun kesedihan (Amul Huzni).

Peristiwa ini juga terjadi setelah Nabi Muhammad SAW mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari penduduk Tha'if. Sebagai pelipur lara dan penghormatan, Allah SWT memperjalankan Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi'raj.

Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai tanggal pasti terjadinya Isra Mi'raj. Meskipun demikian, yang tidak ada perselisihan adalah kebenaran peristiwa ini karena disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits shahih.

Hadits Tentang Isra Mi'raj

Banyak hadits yang menceritakan detail peristiwa Isra Mi'raj. Berikut adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan peristiwa tersebut:

1. Pembedahan Dada Nabi Muhammad SAW

Menurut hadits dari Anas bin Malik, sebelum memulai perjalanan, dada Nabi Muhammad SAW dibedah oleh Malaikat Jibril. Beliau berkata:

"Ketika aku berada di sisi Ka'bah antara tidur dan bangun, datanglah Malaikat Jibril membelah dadaku, mencuci hatiku dengan air zamzam, kemudian mengisinya dengan hikmah dan iman."

بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ بَيْنَ النَّائِمِ وَالْيَقْظَانِ، فَإِذَا بِقَائِلٍ يَقُولُ فَذَكَرَ رَجُلَيْنِ، فَأُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُلْآنَةٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا، فَشُقَّ مِنَ النَّحْرِ إِلَى مَرَاقِّ الْبَطْنِ ثُمَّ غُسِلَ الْبَطْنُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ مُلِئَ حِكْمَةً وَإِيمَانًا.

(HR. Bukhari)

2. Perjalanan Isra

Hadits dari Anas bin Malik juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW dibawa oleh Buraq, seekor hewan putih yang lebih besar dari himar tetapi lebih kecil dari baghal, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

"Aku diberi Buraq, seekor hewan putih yang lebih besar dari himar dan lebih kecil dari baghal. Aku mengendarainya hingga sampai ke Baitul Maqdis."

أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ، فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ، يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ، فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ، فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ خَرَجْتُ، فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ، فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ، فَقَالَ جِبْرِيلُ: اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ

(HR. Bukhari)

3. Perjalanan Mi'raj

Setelah tiba di Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan menuju langit. Dalam setiap lapisan langit, beliau bertemu dengan nabi-nabi sebelumnya. Hadits dari Anas bin Malik menyebutkan:

"Di langit pertama, aku bertemu dengan Nabi Adam, di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun, di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa, dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim."

فَلَمَّا فَرَغْتُ مِمَّا قَضَى اللّهُ مِنْ أَمْرِهِ أَتَيْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ فَقِيلَ مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ جِبْرِيلُ، قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ مُحَمَّدٌ، قِيلَ وَقَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ؟ قَالَ نَعَمْ، قِيلَ مَرْحَبًا بِهِ فَنِعْمَ الْمَجِيءُ جَاءَ، فَفُتِحَتْ لَنَا السَّمَاءُ، فَإِذَا أَنَا بِآدَمَ، فَرَحَّبَ بِي وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ، ثُمَّ عُرِجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ، فَاسْتَفْتَحَ جِبْرِيلُ، فَقِيلَ مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ جِبْرِيلُ، قِيلَ وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ مُحَمَّدٌ، قِيلَ وَقَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ؟ قَالَ نَعَمْ، قِيلَ مَرْحَبًا بِهِ فَنِعْمَ الْمَجِيءُ جَاءَ، فَفُتِحَتْ لَنَا السَّمَاءُ، فَإِذَا أَنَا بِيَحْيَى وَعِيسَى، فَرَحَّبَا بِي وَدَعَوَا لِي بِخَيْرٍ، ثُمَّ عُرِجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ، فَفُتِحَتْ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِيُوسُفَ، فَرَحَّبَ بِي وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ، ثُمَّ عُرِجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الرَّابِعَةِ، فَفُتِحَتْ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِإِدْرِيسَ، فَرَحَّبَ بِي وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ، ثُمَّ عُرِجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الْخَامِسَةِ، فَفُتِحَتْ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِهَارُونَ، فَرَحَّبَ بِي وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ، ثُمَّ عُرِجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ السَّادِسَةِ، فَفُتِحَتْ ل

َنَا فَإِذَا أَنَا بِمُوسَى، فَرَحَّبَ بِي وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ، ثُمَّ عُرِجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، فَفُتِحَتْ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِإِبْرَاهِيمَ، فَرَحَّبَ بِي وَدَعَا لِي بِخَيْرٍ.

(HR. Muslim)

4. Sidratul Muntaha dan Perintah Shalat

Di Sidratul Muntaha, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk melaksanakan shalat lima puluh waktu sehari. Namun, setelah berdiskusi dengan Nabi Musa, perintah ini diringankan menjadi lima waktu sehari semalam.

"Allah memerintahkan kepadaku lima puluh shalat sehari semalam. Aku kembali kepada Allah dan memohon keringanan hingga menjadi lima waktu sehari semalam."

فَرَضَ اللَّهُ عَلَى أُمَّتِي خَمْسِينَ صَلَاةً فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَرَجَعْتُ، فَمَرَرْتُ عَلَى مُوسَى، فَمَا رَجَعْتُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: بِمَ أُمِرْتَ؟ قُلْتُ: أُمِرْتُ بِخَمْسِينَ صَلَاةً فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تَسْتَطِيعُ خَمْسِينَ صَلَاةً فِي كُلِّ يَوْمٍ، وَإِنِّي وَاللَّهِ قَدْ جَرَّبْتُ النَّاسَ قَبْلَكَ، وَعَالَجْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَشَدَّ الْمُعَانَاةِ، فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ لأُمَّتِكَ، فَرَجَعْتُ، فَوَضَعَ اللَّهُ عَنِّي عَشْرًا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ مِثْلَ ذَلِكَ، فَرَجَعْتُ إِلَى رَبِّي، فَقَالَ: هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ، فَقُلْتُ: قَدِ اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي، وَلَكِنْ أَرْضَى وَأُسَلِّمُ، فَلَمَّا جَاوَزْتُ نَادَى مُنَادٍ: أَمْضَيْتُ فَرِيضَتِي وَخَفَّفْتُ عَنْ عِبَادِي.

(HR. Bukhari)

Rangkaian Peristiwa Isra Mi'raj

Isra Mi'raj terdiri dari dua bagian besar: perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Isra) dan perjalanan naik ke langit ketujuh dan Sidratul Muntaha (Mi'raj). Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan kebesaran Allah SWT tetapi juga membawa banyak pelajaran bagi umat Islam. Berikut adalah rangkaian peristiwa yang terjadi selama Isra Mi'raj.

1. Pembelahan Dada dan Pengisian Hikmah

Sebelum memulai perjalanan Isra, Malaikat Jibril datang dan membelah dada Nabi Muhammad SAW. Setelah mencuci hati beliau dengan air zamzam, Jibril mengisinya dengan hikmah dan iman. Peristiwa ini menunjukkan persiapan spiritual yang luar biasa yang diberikan kepada Nabi sebelum menjalani perjalanan yang suci ini.

2. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha

Dengan menaiki Buraq, Nabi Muhammad SAW dibawa dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dalam waktu semalam. Di Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad SAW memimpin shalat yang diikuti oleh para nabi sebelumnya. Ini menunjukkan pengakuan para nabi terhadap risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Naik ke Langit Pertama hingga Ketujuh

Nabi Muhammad SAW dibawa oleh Jibril melewati tujuh lapisan langit. Di setiap lapisan langit, beliau bertemu dengan nabi-nabi sebelumnya yang menyambut dan memberikan penghormatan kepadanya. Pertemuan ini tidak hanya menunjukkan penghormatan tetapi juga menguatkan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.

4. Sidratul Muntaha dan Perintah Shalat

Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menerima perintah untuk melaksanakan shalat lima puluh kali sehari. Namun, setelah kembali dan berdiskusi dengan Nabi Musa, perintah ini diringankan menjadi lima waktu sehari semalam.

Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam Islam dan bagaimana Nabi Muhammad SAW menunjukkan kasih sayangnya kepada umatnya dengan memohon keringanan dari Allah SWT.

5. Kembali ke Makkah

Setelah menerima perintah shalat, Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah dalam waktu semalam. Pada pagi hari, beliau menceritakan peristiwa ini kepada kaum Quraisy, yang sebagian besar tidak mempercayainya dan mengejek beliau.

Namun, Abu Bakr Ash-Shiddiq mempercayai dan membenarkan setiap kata Nabi, yang kemudian memberinya gelar Ash-Shiddiq (yang sangat membenarkan).

Peristiwa Isra Mi'raj adalah salah satu mukjizat besar yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Perjalanan ini bukan hanya sebuah perjalanan fisik tetapi juga perjalanan spiritual yang mengandung banyak pelajaran bagi umat Islam. Dari kisah ini, kita belajar tentang pentingnya shalat, keutamaan Nabi Muhammad SAW, serta tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini untuk memperkuat iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow