Haedar Nashir: Jangan Bawa Luka Kekalahan Politik ke Internal Muhammadiyah
YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah di sela-sela melakukan groundbreaking SM Tower di Grha Suara Muhammadiyah, 17 November 2019 lalu mengatakan, pusat-pusat keunggulan Muhammadiyah menggambarkan kemajuan yang menjadi orientasi gerak organisasi.
Di sisi lain Haedar Nashir mengingatkan, infiltrasi politik akan mengganggu gerak Muhammadiyah. “Untuk itu PP Muhammadiyah sedang berencana membangun komunikasi politik yang melampaui,” kata Haedar Nashir, yang menambahkan modalnya adalah ketulusan, integritas, dan perekat.
Bagi Haedar, politik itu luwes dan cair. Selain itu berpolitik tidak perlu masuk ke hati. “Dampak politik yang hidup-mati adalah hilangnya trust dan distrust sesama kita,” papar Haedar.
Menurut Haedar Nashir, kegagalan dan kekalahan itu bagian dari dinamika hidup. “Jangan bawa luka kekalahan politik ke internal Muhammadiyah,” tandasnya.
Selain itu, jangan pula membawa irama politik ke Muhammadiyah. Karena Muhammadiyah punya pengalaman panjang berpolitik.
Pada kesempatan itu, Haedar Nashir juga menyampaikan tujuh unsur kebudayaan yang menjadi fokus gerak Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Pertama, terkait sistem religi. “Kita kuat di sistem religi, namun ketika kalah muncul sektarian respons, menjadi radikal dan puritan,” kata Haedar Nashir.
Problem merasa paling syar’i dan puritan ini, menurut Haedar, perlu diperhatikan. “Supaya tidak menjadi berlebihan dalam beragama,” tandas Haedar, yang mengingatkan pentingnya setiap orang memiliki perisai akhlak. Dikatakan Haedar, agama tidak boleh menghalangi lita’arafu dan aspek kebajikan publik. Haedar pun mengingatkan tentang pentingnya sikap beragama yang tengahan.
Ke dua, sistem bahasa. “Bahasa tidak sekadar alat komunikasi, namun juga menggambarkan sistem berpikir dan keadaban suatu masyarakat,” kata Haedar lagi.
Ke tiga, sistem pengetahuan. “Muhammadiyah berperan dalam pengembangan literasi dan pencerdasan bangsa,” papar Haedar Nashir.
Ke empat, sistem ekonomi dan mata pencaharian. Umat Islam sering lemah di bidang ekonomi. “Dan paling penting, kita tidak menyusahkan orang,” tandas Haedar, yang menyatakan biasanya mereka yang berdaya secara ekonomi bukanlah orang yang terlalu banyak berwacana dan minim kerja.
Ke lima, sistem organisasi dan kemasyarakatan. Muhammadiyah dikenal dengan sistem keorganisasian yang kuat dan berjejaring luas hingga ke bawah. “Sekarang jamaah di cabang dan ranting perlu diperkuat,” ujar Haedar Nashir.
Ke enam, sistem peralatan dan teknologi. “Anak-anak muda yang menguasai teknologi perlu diberi kesempatan dan tanamkan energi positif pada mereka,” kata Haedar, yang percaya akan ketulusan, kesungguhan, dan kesadaran.
“Merasa diri paling baik dan lalu sibuk mencari kesalahan orang lain menjadi awal petaka,” ujarnya lagi. Ke tujuh, sistem kesenian. Muhammadiyah, kata Haedar Nashir, melalui Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) terus berkomitmen untuk memperkuat kesenian. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow