Haedar Nashir Kritik Keras Informasi yang Tidak Percaya Adanya Covid
YOGYAKARTA — Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., mengkritik keras beredarnya informasi yang tidak mempercayai adanya Covid-19. Ia mengajak warga Muhammadiyah untuk mencontoh sikap Kiai Ahmad Dahlan terkait cara beragama yang mengandalkan ilmu modern dan iman.
Pernyataan itu disampaikan dalam Pengajian Ramadhan Universitas Muhammadiyah Kudus, Senin (26/4).
Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi agama yang mempelopori sikap berimbang antara iman, ilmu agama, dan ilmu sains. Sikap Kiai Dahlan yang jelas terhadap sains adalah teladan bagi para pengikut dakwahnya di jama’ah Muhammadiyah.
Menurut Haedar Nashir, sikap keagamaan ideal Muhammadiyah yang diteladankan Kiai Dahlan itu kini tampak tergerus masa disrupsi 4.0.
“Di era pandemi Covid-19 misalkan, sudah tidak perlu lagi. Bahkan malu kalau ada orang Muhammadiyah menulis, menshare tulisan tentang anti Covid, anti vaksin, bahkan tidak percaya soal Covid,” tegasnya.
Haedar mengaku heran sekaligus prihatin dengan masyarakat yang menganggap Covid adalah konspirasi tanpa ilmu yang benar. Padahal, 3,1 juta manusia telah meninggal karena Covid dan para ahli dan profesor di berbagai universitas terkemuka telah berbicara terkait pandemi.
“Bahkan di India meledak saja dianggap sebagai main-mainan. Jangan beli, jangan posting tulisan-tulisan yang kayak begitu, itu bi-laa ilmin, tanpa ilmu. Fas’alu ahla zikri inkuntum laa ta’lamun. Kalau kamu bodoh, jangan sok tahu, tanya ahlinya. Kalau ragu undang ahli epidemiologi yang ada di PTM, di PTN, bertanyalah. Coba cek siapa yang menulis-menulis tidak percaya itu, pastikan, jangan-jangan bukan ahlinya. Menurut saya itu bukan warga Muhammadiyah, kita harus percaya ilmu pengetahuan,” kata Haedar.
Ia berpesan agar para dai-mubaligh Muhammadiyah lebih bekerja keras menyampaikan sikap dan pandangan ideal Kiai Ahmad Dahlan terkait cara beragama yang mengandalkan ilmu modern dan iman itu kepada umat dan akar rumput.
“Bahwa dalam kehidupan ini ada konspirasi, ada kepentingan politik, ekonomi, itu iya. Justru di situlah kita hadir menjadi khalifatu fil-‘ardh supaya kita tidak dikerjai orang, supaya kita mampu menghadapi berbagai situasi,” tandasnya. (hr)
Berita diolah dari muhammadiyah.or.id
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow