Haedar Nashir: Laksanakan Puasa Ramadhan dengan Penuh Ketulusan
YOGYAKARTA — Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan, puasa Ramadhan 1442 Hijriyah dimulai pada Selasa, 13 April 2021. “Artinya, malam ini ibadah tarawih mulai dilaksanakan oleh warga Muhammadiyah,” terang Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, Ketua Umum PP Muhammadiyah, yang menyampaikan selamat menyambut sekaligus menjalankan ibadah Ramadhan.
Haedar Nashir berpesan agar bekas-bekas ibadah nampak dalam perilaku, ucapan dan amal saleh kepada manusia dan lingkungan sekitar.
“Pesan kami, laksanakan puasa dan segenap ibadah di bulan Ramadhan dengan penuh ketulusan, taqarrub dan selalu dekat kepada Allah SWT serta jadikan puasa dan ibadah di bulan Ramadhan sebagai wasilah atau media untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, amal salih dan kualitas diri kita yang berilmu dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan untuk rahmatan lil alamin,” pesannya.
Bagi kita yang berpuasa, lanjut Haedar Nashir, jadikan puasa sebagai jalan menuju kualitas ketakwaan yang kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. “Sehingga dengan ketakwaan kita menjadi orang yang saleh dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan semesta,” imbuh Haedar.
Terkait Ramadhan di tahun kedua masa pandemi Covid-19, Haedar turut mengimbau agar umat muslim — terutama warga Muhammadiyah — menjadikan ibadah dengan menaati protokol kesehatan sebagai sikap kesalehan, ketakwaan dan ihsan dalam menjaga kehidupan dan manusia lain di sekitarnya.
“Karena bulan puasa tahun ini masih dalam keadaan pandemi Covid-19, maka jika masih belum memungkinkan untuk kegiatan-kegiatan peribadatan di masjid, tunaikanlah di rumah dengan tidak mengurangi khusyuk dan taqarrub kepada Allah SWT,” pesan Haedar.
Bagi Haedar, hal-hal yang menyangkut protokol kesehatan juga harus terus dilaksanakan dengan disiplin. “Hal itu sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk mengatasi agar Covid-19 ini selesai atau dapat kita atasi dengan sebaik-baiknya,” kata Haedar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah turut mengimbau agar warga bangsa tidak melakukan mudik sebagai bentuk tanggungjawab moral dan kesalehan diri.
“Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah, sebaiknya warga bangsa tidak perlu mudik di tahun ini, apalagi bila mudik itu kemudian kita menjadi tidak disiplin dan menambah rantai penularan Covid-19,” pesan Haedar Nashir, Senin (12/4/2021) malam.
Haedar juga berpesan, tidak mudik adalah sikap tanggung jawab sosial, tanggung jawab moral dan wujud dari kesalehan diri dalam memahami agama.
“Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi Covid-19 ini,” papar Haedar.
Menurutnya, kita juga perlu berempati dan bersimpati kepada keluarga-keluarga yang telah ditinggal oleh orang-orang tercinta, di negeri tercinta ini maupun di mancanegara. “Semuanya itu adalah bentuk kebaikan kita terhadap kehidupan sesama,” jelas Haedar.
Karena itu, lanjut Haedar, tidak perlu mudik dan jangan sampai kita merasa berat mudik yang justru nanti kita kalau mudik kemudian menambah rantai penularan.
“Itu semuanya merupakan wujud dari ikthiar kita yang harus optimal disertai dengan kesadaran antarwarga bangsa. Kita selalu berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, tetapi ikhtiar tetap kita lakukan secara kolektif dan penuh pertanggungjawaban,” pungkasnya. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow