Islam Tak Mungkin Lenyap dari Dunia, tapi Bisa Hangus dari Indonesia
MADIUN — Webinar nasional “Peran Muhammadiyah dalam Menghadapi Problematika Umat” yang diselenggarakan PDM Kota Madiun, Ahad (11/70, membahas problema umat kekinian. Acara ini diselenggarakan dalam rangka Milad Muhammadiyah 112 H dan awal tahun ajaran Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prof. Hamka Madiun.
Mengutip buku “Muhammadiyah dan Kebangunan Islam di Indonesia” karya Sholihin tahun 1965, Ustadz Drs. Zaini Munir Fadholi M.Ag. (Mudir MBS Prof. Hamka) mengatakan, “Tidak mungkin Islam lenyap dari seluruh dunia, tetapi tidak mustahil Islam hangus dari bumi Indonesia. Siapakah yang bertanggung jawab?”
Penyataan itu, lanjutnya, menggugah kesadaran masyarakat untuk terus membangun Islam agar tidak lenyap dari NKRI dengan upaya-upaya mengatasi problematikanya.
Acara dipandu Rosyid Anwaruddin M.Pd.I, sebagai pembicara adalah Dr. Ari Anshori, M.Ag (Ketua MPK PP Muhammadiyah), Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag. (Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah), dan Dr. Khoirudin Bashori (Ketua LP2M PP Muhammadiyah).
Menurut Zaini, ada tiga problematika umat yang diulas dalam Webinar tersebut:
Pertama, adanya kelangkaan ulama. Rasulullah telah mengingatkan dalam hadits riwayat Bukhari, bahwa Allah tidak mencabut ilmu dari manusia, tetapi Allah mencabut dengan diwafatkannya para ulama. Rasulullah berkata “Jika manusia sudah tidak menjumpai orang yang ‘alim (berilmu), maka mereka akan bertemu pemimpin yang bodoh, mereka membuat fatwa sendiri tentang ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.”
Kedua, penyebaran paham yang menyimpang. Sekarang berkembang paham-paham seperti TBC (takhayyul, bid’ah, khurafat), Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme), dan lain sebagainya. Masyarakat perlu selektif akan paham-paham tersebut, baik dalam koridor khilafiyah maupun ijtihadiyah.
Ketiga, perpecahan (tafarruq). Rasulullah pernah mengingatkan “Janganlah kalian berselisih, janganlah saling bertengkar, karena pertengkaran itu akan menyebabkan getar dan kekuatan hilang. Pada akhirnya Islam bisa lenyap.”
Selain itu, perlu melangkah pasti, sistematis, dan terorganisir melalui Muhammadiyah. Pondok Pesantren Muhammadiyah didirikan sebagai upaya mengatasi problem-problem ini. Pondok yang jumlahnya kurang lebih 325 di Indonesia diharapkan menjadi pioneer untuk mempertahankan Islam di Indonesia.
MBS Prof.Hamka Madiun dirancang melahirkan kader-kader ulama, calon-calon muballigh Muhammadiyah dengan basis pemahaman Islam yang lurus. Program unggulan MBS ini adalah penguasan Al Qur’an yang meliputi 3T (tahsin, tafhim, dan tahfidzh).
“Tanpa memahami, Al Qur’an tidak bisa diamalkan. Menghafal itu penting, bagus, tapi karena Qur’an itu hidayah (petunjuk) jadi harus dipahami. Perlu pemahaman terhadap Bahasa Arab seperti nahwu dan shorof,” tutur Zaini. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A
Editor: Sucipto
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow