Jaringan Wisata Muhammadiyah Selenggarakan Rakernas yang Pertama

Jaringan Wisata Muhammadiyah Selenggarakan Rakernas yang Pertama

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional yang pertama, pada 16 -18 Februari 2022 bertemakan “Bangkitkan Industri Pariwisata: Tugas Moral Integritas Berkemajuan”. Pembukaan Rakernas dilaksanakan secara hybrid pada Kamis (17/2) di Amphitarium Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi Anwar Abbas, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Herry Zudianto, Wakil Rektor UAD Utik Budiyati, Wakil Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Sulistyo Dunda, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Hilman Latief, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Kasiyarno, Ketua PWM DIY Gita Danu Pranata, serta Sekretaris MEK PP Muhammadiyah Mukhaer Pakkanna .

Ketua Badan Pengurus Pusat JWM Muhsin B. Thoyib Arbas dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan ini untuk mensinergikan antar anggota pengurus, anggota dan seluruh elemen JWM di seluruh Indonesia. Ia berharap, beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) yang memiliki program studi (Prodi) Pariwisata untuk mendukung dan bisa berkolaborasi dengan JWM. Menurutnya, hal itu akan semakin mempercepat aksi JWM dalam mendongkrak dan bangkitkan pariwisata.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Semoga kami juga dapat mengajak para praktisi pelaku pariwisata baik itu pemilik hotel, restoran, agen bus, destinasi wisata halal dan sebagainya untuk bergabung ke dalam JWM ini,” harapnya.

Dalam Rakernas, JWM membahas empat hal, antara lain: menyusun strategi pengembangan pariwisata Indonesia, mengerucutkan bahwa wisata Muhammadiyah mengambil STP (Segmentation, Targeting, Positioning) terkait label wisata halal, menyusun agenda JWM selama setahun ke depan, dan menyusun anggaran pendapatan dan belanja pengembangan pariwisata Indonesia.

Sementara itu, Wakil Rektor UAD Utik Bidayati yang mewakili Rektor dalam memberikan sambutan mengungkapkan bahwa UAD juga memiliki lini bisnis yang beririsan dengan pariwisata. Selain itu, UAD juga diamanahi oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk mengelola Museum Muhammadiyah. Utik menuturkan, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia yang masih aktif sampai sekarang juga memiliki sisi wisata, terlebih wisata sejarah. Karena itu, wisata sejarah di Muhammadiyah perlu dikembangkan bukan sebagai sarana untuk mengkultuskan peran tokoh-tokoh pendahulu, tapi sebagai sarana edukasi bagi generasi masa kini.

“Biar mereka (generasi masa kini) tahu bahwa Muhammadiyah bukan hanya bergerak di bidang-bidang tertentu, tapi bergerak hampir di semua bidang dan menyentuh setiap lini kehidupan masyarakat,” tutur owner HEHA Ocean View tersebut.

Herry Zudianto menuturkan bahwa JWM harus saling sinergi dan mendorong untuk kemajuan bersama dan berharap ikatan emosional yang dimiliki oleh anggota jaringan mampu membawa angin segar bagi industri wisata. Meskipun JWM saat ini usianya belum sampai dua tahun, namun terus bergerak untuk memajukan roda ekonomi persyarikatan dan warga Muhammadiyah melalui pariwisata.

“Saya merasa optimis gerakan Muhammadiyah di bidang ekonomi akan terus bisa kita percepat sesuai dengan amanat Muktamar ke-47 Muhammadiyah,” ujarnya.

Bahkan, Herry juga berharap Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Surakarta bisa dilangsungkan sebagaimana muktamar-muktamar sebelumnya. Sebab, dari pagelaran akbar tersebutlah, dia melihat terdapat potensi ekonomi yang luar biasa dan mampu memutar kembali roda ekonomi yang sempat terhenti akibat pandemi covid-19.

Ekonomi dan bisnis menjadi pilar dakwah ketiga Persyarikatan Muhammadiyah, setelah pendidikan dan kesehatan. Disinggung oleh Anwar Abbas dalam keynote speech – nya, hal itu bertujuan agar dapat mendorong Muhammadiyah lebih maju dan modern lagi. Dia juga menekankan agar persatuan dan kesatuan dapat dikedepankan sehingga pariwisata Muhammadiyah dapat berjalan seperti yang diharapkan, karena menurutnya dunia hari ini tidak mengenal lagi yang namanya kerja individual melainkan kolaborasi atau kerjasama dan itulah yang sangat dikedepankan dalam ajaran agama Islam.

“Mari kita saling bersinergi, berbagi, dan mendukung dalam jaringan wisata ini sehingga para pelaku usaha pariwisata di Muhammadiyah akan menjadi orang – orang yang maju dan kuat baik secara ekonomi maupun finansial,” tandas Anwar. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat