MediaMU.COM

MediaMU.COM

Portal Islam Dinamis Berkemajuan

Apr 30, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Ke Surakarta Kita Kembali: Sejarah Muhammadiyah Surakarta

Kongres Muhammadiyah di Surakarta tahun 1929 (Sumber: Museum Muhammadiyah Yogyakarta)

YOGYAKARTA — Ke Surakarta Kita Kembali. Kota Surakarta (Solo) kembali menjadi tuan Rumah Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah pada 18-20 November 2022. Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta beberapa kali menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah, pertama tahun 1929, kedua 1985 dan ketiga 2022.

Muhammadiyah Surakarta memiliki sejarah yang Panjang. Istimewanya, Muhammadiyah Surakarta didirikan langsung oleh Kiai Dahlan, founder Persyarikatan Muhammadiyah. Sehingga, perjalanan Muhammadiyah Surakarta memiliki banyak warna yang tidak kalah dengan sejarah Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menulis sejarah Muhammadiyah Surakarta, kita akan menemukan nama Haji Misbah, Kiai Muhtar Bukhori, Surono, penerbit AB Siti Syamsiah, Majalah ADIL, Majalah Al-Fatch yang memiliki kisah yang Panjang dan patut dituliskan. Selain itu, Surakarta di awal abad 20, berdiri Sarikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian menjadi Sarikat Islam ( IS) organisasi yang kemudian menjadi partai yang dipimpin Haji Omar Said (HOS) Tjokroaminoto yang memiliki andil berdirinya Muhammadiyah di Surakarta.

Mengutip Buku Matahari Terbit di Kota Bengawan: Sejarah Awal Muhammadiyah Solo (2015), berdirinya Muhammadiyah Surakarta berawal dari inisasi pengajian atau kursus keislaman yang diadakan Sarekat Islam di Kampung Sewu, Kecamatan Jebres. Pengajian atau kursus ini sudah disiapkan di tahun 1913. Para inisiatornya adalah Muhammad Ngabehi Darsosasmito, M. Kromosigro dan Muhammad Ngabehi Parikrangkungan.

Para Pengurus  ini akhirnya berhasil melaksanakan pengajian atau kursus keislaman di tahun 1914. Kursus ini dilaksanakan sebulan 2 kali. Guru ngajinya Haji Misbah,  Kiai Asal Kauman, Kasunanan. Selain Haji Misbah, guru mengajinya adalah Raden Haji Adnan.

Dalam perkembangannya, banyak peserta pengajian yang bertanya tentang agama Kristen, Buddha, Teosofi dan bahkan ilmu kebatinan. Ternyata dalam hal ini, Haji Misbah kurang menguasai ilmunya. Lalu, Haji Misbah usul agar mengundang kiai berkemajuan pemimpin Muhammadiyah dari Yogyakarta.

Kemudian, dibentuklah panitia penerimaan kedatangan Kiai Dahlan, yang terdiri dari Haji Misbah, Darsosasmito, Harsolumakso, Parikrakungan, Sontohartono, M Sukarno dan M Sudiono. Tahun 1917 Kiai Dahlan datang ke Surakarta dan mengisi pengajian di rumah Harsolumakso di Keprabon Tengah.

Bukan hanya Kiai Dahlan saja yang datang ke Surakarta untuk mengisi pengajian yang dilaksanakan setiap pekan ini. Ada juga yang hadir, macam Haji Fahrodin, Haji Hadjid dan Ki Bagus Hadikusumo. Dalam perjalanannya mereka sepakat mendirikan Muhammadiyah Cabang Surakarta.

Berdasarkan besluit atau keputusan yang diterbitkan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, No. 81 tanggal 22 Agustus 1914, Muhammadiyah hanya boleh berdiri di Yogyakarta. Sehingga Muhammadiyah tidak boleh berdiri di Surakarta. Akhirnya, pada tahun 1917  Kiai Dahlan memberi usul berdirinya organisasi bernama Sidiq Tableg Amanat Vatonah (SATV), yang dasar tujuan SATV sama dengan Muhammadiyah.

Ketua SATV pertama dijabat oleh Haji Misbah dan Sekretaris Harsolumakso. Anggota pengurusnya terdiri dari panitia penerimaan kedatangan Kiai Dahlan, ditambah M. Abutajib, R Martodiharjo, RM. Mangkutaruno, M. Wirjoyanjoyo dan serta anggota termuda Muchtar Bukhori yang saat itu belum disematkan gelar Kiai.

Dalam perjalanannya Muhammadiyah diperbolehkan berdiri di luar Yogyakarta dan SATV berubah menjadi Muhammadiyah Surakarta pada tahun 1923 dengan ketua pertama Kiai Muhtar Bukhori. Secara formal SK pendirian Muhammadiyah Surakarta baru disahkan oleh Hoofdbestuur (HB) Muhammadiyah atau PP Muhammadiyah pada tahun 1928 dengan tanda tangan Ketua Umum pada saat itu, Kiai Ibrahim. (*)


Penulis: Iwan KC Setiawan (Dosen UNISA Yogyakara, Sekretaris KOKAM Nasional dan Anggota ICMI DIY)

Editor: Arief Hartanto

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here