Keluarga Sakinah: Dilandasi Rasa Saling Menyayangi dan Menghargai

Keluarga Sakinah: Dilandasi Rasa Saling Menyayangi dan Menghargai

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Keluarga sakinah adalah bangunan keluarga yang dibentuk berlandaskan perkawinan yang sah dan tercatat di KUA (Kantor Urusan Agama).

Dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam menghadirkan suasana kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai Allah SWT.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Hal itu dikatakan Dra Hj Susilaningsih Kuntowijoyo, MA, Ketua PP Aisyiyah, di depan guru dan karyawan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta di Gedung Asri Medical Center (AMC), Jl HOS Cokroaminoto, Wirobrajan, Yogyakarta, Senin (9/9/2019).

Pada kesempatan itu, Dra Hj Susilaningsih Kuntowijoyo, MA, menyampaikan soal mengelola problematika dalam keluarga.

Dalam paparannya, Susilaningsih Kuntowijoyo menyampaikan fungsi keluarga sakinah, problematika dalam keluarga dan strategi penguatan keluarga.

Dijelaskan Susilaningsih, tahun 2012 dan 2013 rata-rata per tahun ada 350 ribu kasus, per hari ada 959 kasus dan per jam ada 40 kasus. Untuk tahun 2018 terjadi 419.268 kasus.

“Untuk itulah perlunya kita melancarkan komunikasi dan hindari pertengkaran serta konflik,” kata Susilaningsih yang berharap kepada guru dan karyawan Mu’allimaat untuk terapkan komunikasi efektif.

Fungsi keluarga sakinah, seperti dikatakan Susilaningsih,  meliputi fungsi keagamaan, biologis dan reproduksi, peradaban, cinta kasih, perlindungan, kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi. “Selain itu juga pelestarian lingkungan, rekreasi dan internalisasi nilai-nilai kemuhmmadiyah serta kaderisasi,” ungkapnya.

Menurut Susilaningsih, problematika dalam keluarga sangat banyak, di antaranya adalah keuangan, tingkat pendidikan, ketidakhadiran anak, perbedaan pandangan, perubahan fisik dan komunikasi yang tidak efektif.

Untuk itu, Susilaningsih berharap perlunya ada strategi penguatan keluarga meliputi komunikasi efektif, kematangan usia, penguatan komitmen tentang tujuan perkawinan dan manajemen keuangan. “Tak kalah pentingnya adalah melancarkan komunikasi dengan menghindari pertengkaran, konflik dan terapkan komunikasi efektif,” kata Susilaningsih. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow