Kiprah Tokoh Muhammadiyah Tak Pernah Berakhir dari Masa ke Masa
Ketua PP Muhammadiyah, dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. Foto: muhammadiyah.or.id
YOGYA – Menurut hitungan kalender hijriyah, Muhammadiyah genap berusia 112 tahun pada 8 Dzuhijjah 1442 Hijriyah. Selama 112 tahun itu persyarikatan telah banyak berkiprah dalam memajukan bangsa dan negara.
Guna menyemarakkan Milad Muhammadiyah ke-112, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan acara Songsong Milad 112 Tahun Muhammadiyah bertema “Istiqamah Mengabdi untuk Negeri”, Sabtu (17/7), bersama Ketua PP Muhammadiyah, dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes.
Sebelum kemerdekaan, Muhammadiyah sudah berjuang. “Tidak hanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, juga menggerakkan anak-anak bangsa bersama komponen lain untuk memerdekakan Indonesia,” kata Dr. H. Muchlas, M.T., Rektor UAD, dalam sambutannya.
Tidak hanya itu, banyak cerita heroik yang menampilkan tokoh Muhammadiyah yang aktif dan berjasa menjadikan Indonesia sebagai bangsa merdeka. Selain itu, pada pasca kemerdekaan ini, Muhammadiyah juga melaksanakan tugas-tugasnya dengan sangat baik merawat NKRI.
Hal itu, lanjut Muchlas, diwujudkan dengan banyaknya aktivitas, terhimpun dalam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan aktivitas persyarikatan lainnya.
Muchlas memaparkan bahwa Muhammadiyah dalam tugasnya merawat NKRI sudah memiliki satu doktrin atau paham negara Pancasila yang dihimpun dalam sebuah konsep, yaitu darul ahdi wa syahadah. Ini menjadi bukti bahwa Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi massa di Indonesia yang memiliki konsep berbasis kepada dokumen-dokumen formal dari organisasi tentang sikapnya tentang NKRI.
Muchlas berharap, persyarikatan Muhammadiyah bisa semakin signifikan dalam merawat dan memajukan bangsa serta negara Indonesia.
Untuk itu, peneguhan agar selalu istiqamah dalam mengabdi bangsa dan negara ini harus terus digulirkan dan disemangatkan dalam diri dan jiwa kita. Agar dapat menjalankan tugas-tugas persyarikatan Muhammadiyah melalui berbagai aktivitas dan kemampuan masing-masing.
Sementara itu, Agus Taufiqurrahman, cara terbaik untuk mencintai Indonesia adalah dengan memberikan karya-karya terbaik bagi umat dan bangsa untuk kemajuan negeri.
Bila dikilas-balik pada masa lalu sudah diberitahu banyak hal tentang kiprah para tokoh pendahulu di Muhammadiyah, seperti K.H. Mas Mansur, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, dan Jenderal Soedirman. Mereka merupakan penggerak persyarikatan dan telah memberikan keteladan pada negeri dengan berjuang untuk meraih kemerdekaan.
Kemudian, masa pascakemerdekaan ada Buya Hamka yang sangat disegani oleh Soekarno, karena sebagai Ketua MUI pendiriannya sangat kuat. Masih banyak lagi tokoh di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang berkiprah untuk bangsa.
Sampai pada era reformasi pun, tokoh-tokoh Muhammadiyah mengambil bagian dalam berkiprah untuk negeri Indonesia. Agus berharap, di usia ke-112 tahun ini Muhammadiyah terus memberikan kiprah yang terbaik untuk negeri. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow