Kongres Sejarawan Muhammadiyah: Tulisan Wartawan Mediamu.ID Terpilih sebagai Tulisan dengan Tema Terbaik
BANTUL – Kongres Sejarawan Muhammadiyah yang baru saja berlangsung (Sabtu dan Ahad, 27 dan 28 November 2021) membawa kebanggaan bagi mediamu.com. Tulisan salah satu wartawannya, Ahimsa W. Swadeshi, terpilih sebagai tulisan dengan Tema Terbaik.
MPI PP Muhammadiyah, sebagai penyelenggara kongres sejarawan, memberikan penghargaan kepada tiga tulisan: Tema Terbaik, Peserta Termuda, dan Artikel Terbaik.
Ahimsa (22 tahun) yang juga aktif di PW IPM DIY ini menulis artikel tersebut bersama dua temannya, Dinda Nabila (19 tahun, aktif di IMM UGM) dan Ria Putri Palupijati (30 tahun, aktif di PCNA Kraton, Yogya). Judul yang mereka pilih “Relasi KH Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara: Penggagas Pendidikan di Masa Sebelum Kemerdekaan (1912-1945)”.
Rupanya selain terlibat sebagai kader persyarikatan, ketiganya sama-sama aktif di dalam komunitas museum, yakni Cakra Dewantara. Dari situ mereka mulai mengeksplorasi interaksi antara dua tokoh bangsa yang punya kontribusi dalam dunia pendidikan Indonesia itu. Sumber-sumber penelitian diperoleh di perpustakaan Museum Dewantara Kirti Griya dan melalui wawancara dengan Ki Priyo Dwiarso, salah satu murid Ki Hadjar Dewantara.
Berdasarkan hasil temuannya, terdapat informasi mengenai diskusi-diskusi antara KH Ahmad Dahlan dengan Ki Hadjar Dewantara. Tapi, informasi dari tiap sumber berbeda tentang waktu dan tempat. Ada yang menyebutkan di Semarang, ada juga di Kauman, rumah tinggal Kiai Dahlan. Tahunnya, ada yang menerangkan sebelum 1913 (sebelum Ki Hadjar menghadapi hukuman buang di Belanda), atau tahun 1919 sepulang dari Belanda, juga ada yang menyebut tahun 1920.
Berdasarkan wawancara dengan Ki Priyo, Kiai Dahlan memberikan saran kepada Ki Hadjar yang dulu bernama Soewardi Soerjaningrat untuk mendirikan institusi pendidikan berbasis semangat kebangsaan karena melihat Soewardi punya potensi ke arah sana. Ini menunjukkan sikap saling mendukung dan saling berbagi peran dicontohkan dengan sangat baik oleh KH Ahmad Dahlan, mengingat saat itu Muhammadiyah berfokus pada pengembangan pendidikan Islam.
Pemberian penghargaan terhadap tulisan-tulisan itu merupakan akhir dari Call for Paper yang diumumkan jauh hari sebelum pelaksanaan kongres. Sayembara menulis ini dibuka untuk umum mengenai sejarah Muhammadiyah. Awal bulan November lalu, telah dirilis sebanyak 17 artikel yang lolos dalam seleksi.
Peserta yang dinyatakan lolos kemudian melakukan presentasi pada salah satu sesi di dalam kongres. Sebagian melaksanakan presentasi dengan hadir langsung di lokasi, yakni Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), sebagian lainnya menyampaikan secara daring dari tempat masing-masing. Pengumuman pemenang disampaikan di akhir acara, Ahad (28/11).
Berikut penerima penghargaan dan judul artikelnya.
- Peserta Termuda.
Dewi Octavyasari, Muhammad Miftahul Muslim, Ni’matul Faizah, dan Wildan Maxel dengan judul artikel “SMANSA: 55 Tahun dalam Lintasan Zaman”.
- Tema Terbaik.
Ahimsa W. Swadeshi, Dinda Nabila, dan Ria Putri Palupijati dengan judul artikel “Relasi KH Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara: Penggagas Pendidikan di Masa Sebelum Kemerdekaan (1912-1945)”.
- Artikel Terbaik.
Fikrul Hanif Sufyan dengan judul artikel “Depresi Ekonomi dan Semarak Kongres ke-19 di Frot De Kock”.
Selamat kepada pada para pemenang dan MPI PP Muhammadiyah yang sukses menyelenggarakan Kongres Sejarawan Muhammadiyah. (*)
Wartawan: Ahimsa W. Swadeshi
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow