KONSOLIDASI NASIONAL KADER AISYIYAH: Penguatan Gerakan untuk Pencerahan Menuju Perempuan Berkemajuan

KONSOLIDASI NASIONAL KADER AISYIYAH: Penguatan Gerakan untuk Pencerahan Menuju Perempuan Berkemajuan

Smallest Font
Largest Font

SURAKARTA —  Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Aisyiyah pada 25-27 Januari 2019 di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adakan acara Konsolidasi Nasional Kader Aisyiyah bertemakan “Penguatan Gerakan untuk Pencerahan menuju Perempuan Berkemajuan”.

Acara yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Pimpina Pusat Aisyiyah Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi di aula Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Drs. H. Ahmad Dahlan Rais, Rektor UMS yang diwakili Wakil Rektor IV Dr. Abdul Fatah Santoso, Ketua Komisi VII DPR RI Drs. Ali Taher Parangsong, dan Ketua Majelis Pembinaan Kader Dra. Hj. Salmah Orbayinah, Apt, M.Kes. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Di depan 110 orang peserta dari 31 Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) se-Indonesia dan para pembicara di antaranya Dr Busyro Muqoddas, M.Hum, Prof Dr Amin Abdullah, Dr Agung Danarto.

Dra Hj. Salmah Orbayinah, Apt, M.Kes, menyampaikan bahwa konsolidasi kader itu dirangkai dengan acara TOT (training of trainer) Sekolah Kader Aisyiyah (SKA) dan pelatihan kepemimpinan.

“Tujuan konsolidasi kader itu adalah meningkatkan kapasitas kader, menjaring aspirasi sekaligus mengevaluasi program perkaderan pimpinan wilayah,” kata Dra. Hj. Salmah Orbayinah, Apt, M.Kes.  

Tantangan perkaderan yang semakin berat, menurut Dra. Hj. Salmah Orbayinah, Apt, M.Kes, harus dihadapi oleh Aisyiyah dengan mengedepankan identitas sebagai perempuan Islam berkemajuan.

Di sisi lain Dr. Abdul Fatah Santosa yang mewakili UMS menyampaikan sekilas sejarah UMS sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang diinisiasi di antaranya oleh dua orang Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Surakarta senantiasa mendukung gerak langkah perempuan, yang kedudukannya setara dalam Islam. “Untuk mengoptimalkan kemampuannya bermanfaat untuk umat,” kata Dr. Abdul Fattah Santosa, Sabtu (26/1/2019).

Pada kesempatan itu Ali Taher Parangsong sampaikan refleksi perjuangan Aisyiyah dan Muhammadiyah yang tiada henti berkarya. “Saling berkolaborasi dan menebar manfaat,” tandas Ali Taher Parangsong, yang berpesan agar Aisyiyah banyak terlibat isu-isu perempuan yang berkembang di Senayan seperti RUU penghapusan kekerasan seksual dan RUU pesantren.

Sementara itu, Drs. Dahlan Rais mengajak ibu-ibu Aisyiyah agar forum konsolidasi itu dijadikan sebagai forum evaluasi dan refleksi how to united, how to be strong and how to be solid.

“Menyatukan segenap potensi kader, menguatkan kader lebih maju dan berdedikasi, mampu menjaga kesatuan serta membentengi dari pengaruh luar yang kurang baik,” kata Dahlan Rais.

Ketua Umum PP Aisyiyah Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi mengapresiasi seluruh partisipasi dari para pimpinan Aisyiyah dalam konsolidasi itu.

“Saya berharap kaum Aisyiyah untuk bersyukur karena bisa menjadi perempuan berkemajuan dalam atmosfer yang kondusif,” kata Noordjannah Djohantini.

Selain itu, kata Noordjannah Djohantini, memberi keleluasaan menjadi kader yang dinamis dan progresif.

Selain itu, Ketua Umum PP Aisyiyah mengajak PWA di seluruh Indonesia untuk tidak lagi membahas persoalan klasik seperti kurang kader dan fasilitas. “Karena faktanya selalu ada jalan untuk mengatasi tantangan tersebut,” tandas Noordjannah Djohantini. Dikatakan Noordjannah Djohantini, berkolaborasi dengan berbagai pihak adalah salah satu strategi yang mudah ditempuh.

Ketua Umum PP Aisyiyah menekankan beberapa hal, di antaranya untuk menyemarakkan perkaderan sampai ke cabang. Selain itu, Sekolah Kader Aisyiyah (SKA) dan pelatihan kepemimpinan adalah upaya MPK PP Aisyiyah untuk mengembangkan perkaderan.

Noordjannah berharap, MPK mampu mendorong agar inti penggerak organisasi berkiprah secara optimal.

Bagi Noordjannah, ideologisasi sebagai isu penting. “Muhammadiyah yang mengembangkan kajian ideopolitor juga harus melibatkan Aisyiyah di wilayah,” tandas Noordjannah Djohantini.

Dalam menjalankan program-program unggulan di wilayah dan daerah, Aisyiyah mengembangkan berbagai model dan mensosialisasikan dengan lebih menarik.

Selain itu memperbanyak kajian tarjih. “Terutama menyangkut isu perempuan dan anak agar Islam dengan paradigma berkemajuan semakin dipahami,” terang Noordjannah Djohantini. Transformasi kader melalui berbagai cara, baik formal maupun informal,  menghadirkan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dalam setiap aktivitas menjaga keberlangsungan estafet perjuangan. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow