Mahasiswi Jadi Pengangkut Semen, Lazismu Turun Tangan Beri Bantuan

Mahasiswi Jadi Pengangkut Semen, Lazismu Turun Tangan Beri Bantuan

Smallest Font
Largest Font

PINRANG – Mahasiswi semester 4 (empat) Universitas Negeri Makassar itu bernama Nuraini. Berasal dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Selain sebagai mahasiswa, pekerjaan sehari-harinya adalah buruh pengangkut semen.

Tidak banyak remaja yang menjalani kehidupan seperti dia. Remaja dan mahasiswa adalah statuta yang biasanya dikaitkan dengan dunia “gegap gempita” dan kemajuan teknologi.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sehingga, bagi remaja lain mungkin saja mengangkut semen adalah aktivitas fisik yang sangat berat. Tapi, itulah yang dijalani Nuraini bersama empat adiknya: Aswandi, Nurdiana, Nurhalisa, dan Nuraulia. Mengangkut zak-zak semen dari truk untuk disusun di sebuah gudang.

Penafsiran terhadap bunyi UUD 1945 pasal 31 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” pun sepertinya dibalik. Bukan berhak karena diberi fasilitas, tapi berjuang keras agar memperoleh pendidikan.

Para remaja dan anak-anak (Nuraini dan adik-adiknya) itu menjalani masa remaja dengan bekerja keras membantu orangtua untuk mengais rezeki agar biasa kuliah, sekolah, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk setiap satu zak semen yang diangkut mereka memperoleh upah Rp 600 (enam ratus rupiah).

Menurut Nuraini, pekerjaan ini ia lakukan untuk membantu orangtuanya, antara lain mencukupi biaya kuliah. “Saya kerja begini untuk membantu orangtua dan adik-adik saya. Kebetulan orangtua saya sakit,” ujarnya.

Masdar, ayah Nuraini, telah menjalani pekerjaan ini selama puluhan tahun, sementara Nuraini melakukannya sejak mengenyam pendidikan di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Meski anak-anaknya membantu bekerja sebagai buruh pengangkut semen, namun Masdar tetap mengutamakan pendidikan. Ia tak ingin anak-anaknya sampai putus sekolah.

“Jangan putus sekolah. Biarpun bagaimana kesusahan orangtua, harus sekolah. Pendidikan terutama, jangan mengikuti seperti bapak,” tegas Masdar.

Kegigihan Nuraini mendorong Lazismu Kabupaten Pinrang untuk membantu mewujudkan cita-cita menempuh pendidikan. Selasa (4/1), Lazismu Kabupaten Pinrang bergerak mendatangi kediaman Nuraini di Desa Mattiro Ade, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang.

Didampingi Kepala Desa Mattiro Ade dan Babinkamtibmas, Munir Amir selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Pinrang menyerahkan bantuan beasiswa dan paket sembako.

“Santunan kami berikan dalam bentuk tunai agar dipakai adik kita ini untuk biaya kuliah. Juga dalam bentuk sembako,” jelas Munir Amir.

Nuraini juga aktif sebagai pelatih Tapak Suci di lingkungan Muhammadiyah Kabupaten Pinrang. “Kalau pekerjaan saat ini sebagai pengangkut semen, mudah-mudahan setelah kuliah dia bisa bekerja lebih baik lagi,” harap Munir.

Berikutnya, Lazismu Kabupaten Pinrang akan memberikan beasiswa kepada adik-adik Nuraini yang juga aktif dalam Tapak Suci Putra Muhammadiyah.

“Mereka membantu orangtuanya menjadi buruh angkut semen dan aktif di Tapak Suci. Jadi kami berencana memberikan beasiswa dalam rangka melanjutkan pendidikan,” tambah Munir.

Ahmad Hunain mewakili Badan Pengurus Lazismu Wilayah Sulawesi menyebutkan, Lazismu akan memberikan bantuan Pemberdayaan UMKM kepada orangtua Nuraini agar tidak terus menerus menjadi buruh angkut semen.

Lazismu Kabupaten Pinrang mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Nuraini dan mengajak untuk menunaikan zakat bersama Lazismu Kabupaten Pinrang melalui Bank Syariah Indonesia (BSI) 103 899 8079 atas nama Lazismu Pinrang. (*)

Berita ini diterima mediamu.com dari Humas Lazismu PP Muhammadiyah

Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow