Mudik Ramah Anak Disabilitas Berangkatkan 158 Pemudik

Mudik Ramah Anak Disabilitas Berangkatkan 158 Pemudik

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perhubungan dan Kementerian Sosial menyelenggarakan Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD). Acara ini terlaksana berkat kerjasama dengan Kereta Api Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Jasa Raharja, Bus BEE Trans, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), dan Komunitas MRAD.

MRAD yang kelima ini memberangkatkan 158 pemudik disabilitas melalui sarana transportasi bus, kereta dan pesawat. Para disabilitas yang diberangkatkan, antara lain paraplegia, polio, tuna rungu, tuna netra, intelektual, dan mental, dengan rincian tuna rungu 9 orang, tuna netra (12) paraplegia dengan kursi roda (9), polio dengan kursi roda (2), daksa non-kursi roda (25), intelektual (3), mental (1), serta anak-anak dari keluarga disabilitas dan non-disabilitas sebanyak 22 orang.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Di antara 158 dari pemudik data tersebut, ada pemudik anak disabilitas, seperti fisik dan tuli. Data tersebut juga meliputi perempuan disabilitas berjumlah 23 orang, perempuan disabilitas daksa non-kursi roda (12), daksa dengan kursi roda (4), tuna netra (4), dan tuna rungu (3).

Di MRAD ini, pemudik yang menaiki pesawat melalui rute CGK – Medan, Bali – Jakarta. Kemudian 158 dengan Bus dengan rute seperti diatas. Dalam bus, terdapat fasilitas berupa obat obatan, toilet portable, kasur, dispenser, kursi reclining seat dalam rangka memberi kemudahan, keamanan kenyamanan dan fasilitas dalam akomodasi yang layak untuk para disabilitas di perjalanan.

Para pemudik akan melintasi daerah yang telah memiliki Perda Disabilitas. Mulai dari Medan, Jakarta, Yogyakarta, Pati, Banyumas, Kebumen, Banjarnegara, Klaten, Wonosobo, Surakarta, Wonogiri, Jombang, hingga Surabaya.

Tentu para peserta MRAD berharap daerah tujuan yang belum memiliki Perda Disabilitas dapat segera memenuhi amanat UU No. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dengan menerbitkan Perda tentang Hak Hak Penyandang Disabilitas. Tujuan mengingatkan perda yang telah diterbitkan, agar perjalanan kali ini dapat melihat langsung perubahan fasilitas publik yang ramah disabilitas.

Sebagaimana disampaikan oleh Catur Sigit Nugroho yang ditunjuk Koordinator MRAD 2023, mudik kali ini sebagai media advokasi dalam implementasi undang-undang tersebut. Tentunya, harus menjadi masukan bersama antara pengguna yaitu disabilitas dan penyelenggara jasa transportasi.

“Tidak hanya point to point tapi menjadi keseluruhan proses yang akses dan layak. Baik ketika berangkat, naik transportasi, saat berada di transportasi, ketika turun dari transportasi dan menuju rumah di kampung,” kata Catur yang juga anggota Divisi Rehabilitasi, Penjaminan dan Perlindungan Sosial Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat (MPKS PP) Muhammadiyah

Lanjutnya, hasil dari cek aksesibilitas dan audit yang dilakukan teman teman disabilitas, akan menjadi catatan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kementerian Perhubungan. Sehingga ada akselerasi dan percepatan pembangunan dan transportasi yang terintegrasi dan ramah disabilitas. Artinya, ada rasa ingin saling bertukar pengalaman, memberi masukan, bertemu langsung petugas di lapangan dalam mengkomunikasikan aksesibilitas yang layak.

Hal ini dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi. Sehingga para pengguna transportasi baik disabilitas dan non disabilitas dapat menerima layanan yang memenuhi 4 unsur, yaitu kemudahan, keamanan, kenyamanan, dan fasilitas yang layak.

“Dalam rekomendasi hasil MRAD di tahun sebelumnya, para pengguna kursi roda memimpikan bisa mudik dengan kereta api, karena dianggap paling aman. Untuk itu komunitas MRAD baru bisa mewujudkan tahun ini, dengan uji coba perdana cek aksesibilitas di kereta api bersama 6 pengguna kursi roda (paraplegia, polio, cerebral palsy) dan yang diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan publik kereta api,” lanjut Catur.

Menurutnya, selama ini mudik bagi para penyandang disabilitas pengguna kursi roda menggunakan bus, travel dan mobil, masih belum ada jaminan 4 unsur sebelumnya. Karena para pengguna disabilitas kursi roda penting menjaga struktur tulang yang rentan, sehingga kereta dianggap transportasi dengan guncangan paling minim selama perjalanan.

Kemudian, salah satu peserta MRAD pengguna kursi roda polio, Aulia Amin yang diberangkatkan via pesawat menyampaikan harapannya sebagai seorang pemudik disabilitas berkursi roda sekaligus low vision adalah ingin merasakan semaraknya suasana lebaran khususnya selama dalam perjalanan.

“Bisa ikut merayakan hari kemenangan dengan kenangan yang berkesan tanpa khawatir akan menjumpai kesulitan. Pengalaman saya berbagai hambatan sarana dan prasarana hingga hambatan sikap oknum penyelenggara layanan transportasi publik membuat penyandang disabilitas tidak bisa produktif secara maksimal melakukan pemberdayaan ekonomi,” ujar Aulia.

Dari ujaran tersebut, bisa dirasakan betapa sulitnya mayoritas penyandang disabilitas di perantauan untuk mengumpulkan biaya untuk mudik.

Maka, melalui kegiatan mudik ramah disabilitas ini, Aulia sangat bersyukur bisa ikut bersuka cita menuju kampung halamannya dengan tiket pesawat gratis serta fasilitas yang bebas hambatan.

“Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara mudik yang mempersiapkan secara khusus supaya penyandang disabilitas juga bisa ikut merayakan Idulfitri bersama keluarga di tanah kelahiran. Mudik dengan aman, nyaman dan terjaga martabat nya karena tidak lagi harus bersusah payah melewati kesulitan selama masa perjalanan,” kata Amin dengan rasa syukur. (*)


Berita ini diterima mediamu.com dari Catur Sigit Nugroho (MPKS PP Muhammadiyah)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat