Muhammadiyah Tingkatkan Mutu PTM di Era Revolusi Industri 4.0
YOGYAKARTA — Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, seperti disampaikan Muhammad Sayuti, MEd PhD, Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) berupaya untuk merapikan kembali tata kelola, manajerial, giat belajar dalam menangani perubahan.
“Juga berupaya untuk mengubah mental dosen sebagai aktor utama dalam pendidikan tinggi,” kata Sayuti dalam orasi ilmiah di depan mahasiswa Prodi Magister Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Kampus 2 Unit B Jalan Pramuka, Umbulharjo, Yogyakarta, hari ini.
Menurut Sayuti, dalam era revolusi industri 4.0 beberapa profesi akan hilang digantikan mesin atau robot. “Itulah realitas yang harus dihadapi,” kata Sayuti di depan Dr Muchlas MT (Wakil Rektor I), Prof Sarbiran PhD (Wakil Rektor IV), Prof Achmad Mursyidi, MSc Apt (Direktur Program Pascasarjana UAD) dan Dr Suparman DEA (Kaprodi Magister Pendidikan Matematika).
Tetapi, soal kreativitas tak pernah habis. Bagi Sayuti, kreativitas dengan segala inovasi dan sosial skill tidak bisa digantikan oleh apa pun.
Menurut Sayuti, dalam revolusi industri 4.0 ini, manusia dituntut untuk terus belajar. “Terutama dengan teknologi, dan kalau manusia tidak cepat belajar serta menyesuaikan diri bisa keponthal-ponthal dan gagap dengan perkembangan teknologi,” kata Sayuti yang menguraikan revolusi industri 4.0 dan tantangan pendidikan umat.
Seperti dikatakan Sayuti, dalam konteks pendidikan, dosen atau guru harus mengajarkan kreativitas agar mahasiswa atau siswa yang hidup di masa depan bisa lentur dengan berbagai persoalan kehidupan.
Revolusi industri 4.0 ini menjadi tantangan tersendiri untuk PTM ketika harus beradaptasi dan berusaha untuk berkembang. “Jika tidak, PTM akan jauh tertinggal,” tandas Sayuti.
Menurut Sayuti, PTM harus bisa mengupayakan adanya revolusi industri ini mampu menjadi satu kesatuan yang melahirkan teknologi baru. “Dan lebih jauh lagi untuk memajukan PTM,” tandas Sayuti.
Bagi Sayuti, hal itu sebagai hal yang krusial dan juga harus berpikir fleksibel untuk kemudian mampu menciptakan suatu hal besar yang baru.
Dalam menyikapi revolusi industri 4.0 ini, berarti Indonesia sedang berkembang menjadi negara yang lebih kompetitif di bidang apa pun. Termasuk halnya dalam ranah perguruan tinggi, pemanfaatan teknologi akan menjadi peluang untuk PT sekaligus menjadi tantangan.
Tentu, harus ada inovasi dan kreativitas. Misalnya, PTM harus punya program studi yang mengajarkan kreativitas yang berbasis kemandirian.
Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, mahasiswa harus memiliki kreativitas, pikiran kritis, komunikasi dan kolaborasi. Menciptakan kemajuan, akan lebih bagus jika dilakukan bersama-sama, dan saling membahu. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow