Muktamar HW Dibuka Hari Ini, Ramah Lingkungan dan Diikuti 1.400 Peserta
MALANG – Rangkaian agenda Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan telah dimulai di Universitas Muhammaidyah Malang (UMM). Diawali dengan Tanwir ke-3 hari Rabu (8 Muharram 1445 H bertepatan 26 Juli 2023). Peserta Tanwir dari Kwartir Pusat (Kwarpus) sebanyak 19 anggota serta Ketua dan dua utusan Kwartir Wilayah (Kwarwil) se-Indonesia, serta peninjau yang diundang Kwarpus.
Ketua Umum Kwarpus HW Endra Widyarsono menerangkan, ada beberapa bahasan pada Tanwir, yakni pengesahan tata tertib dan agenda Muktamar serta pengesahan peserta dan peninjau Muktamar.
Dalam forum Tanwir juga dilakukan pemilihan dan penetapan calon formatur HW untuk periode berikutnya. “Dari 84 calon sementara, kami pilih menjadi 39 calon tetap formatur,” kata Endra kepada mediamu.com.
Muktamar ke-4 HW diikuti 1.400 peserta dari 34 Kwarwil dan 434 Kwarda seluruh Indonesia. Masing-masing Kwarwil mengirim 3 utusan (ketua dan dua orang yang mewakili) dan Kwarda mengirim 3 orang dan utusan cabang.
Jumlah utusan cabang tergantung pada jumlah cabang di daerahnya yang dihitung oleh Kwarpus. Peserta terbanyak berasal dari Jawa Timur dengan mengirim 110 utusan. Seluruh peserta Muktamar HW menginap di Rusunawa UMM, yang sudah disediakan panitia lokal.
Agenda penting dalam Muktamar ke-4 HW, mulai dari pembahasan program 5 tahun ke depan, seperti internasionalisasi HW dan diaspora kader, keterlibatan generasi muda dan menambah kuota perempuan untuk Kwarpus HW.
Untuk internasionalisasi HW, Kwarpus sudah merencanakan pembentukan qabilah di Malaysia. Dalam Muktamar ini akan dibahas terkait persiapan pembentukan Pandu Bahari di Jerman yang didukung PCIM Jerman Raya.
Untuk keterlibatan generasi muda dan penambahan kuota perempuan di pusat, terkait repositioning Pandu HW menghadapi era disrupsi saat ini.
Selain pembahasan program, beberapa agenda lain seperti pengukuhan Jenderal Soedirman sebagai Bapak Pandu HW dan Seminar Repositioning Pandu HW bersama pemateri dari PP Muhammadiyah. Agenda lain adalah bazar dan kemah akbar yang diikuti hingga 1.700 peserta dari Qabilah se-Indonesia.
Muktamar ke-4 ini dijadikan ramah lingkungan dengan bebas sampah. Dilarang membawa botol plastik sekali pakai dan diperkenankan membawa botol tumbler dari panitia, serta menyediakan spot isi ulang. Muktamar juga mengusung konsep ramah pemberdayaan UMKM melalui sistem girik. Para peserta diberi kartu untuk ditukarkan dengan makanan yang disukai di gerai UMKM.
Muktamar dibuka pada Kamis ini (9 Muharram 1445 H bertepatan 27 Juli 2023) oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan dihadiri tamu kenegaraan. Endra mengharapkan Muktamar bisa sukses dan menyenangkan, sesuai konsep pendidikan HW.
“Semoga berjalan penuh martabat, tidak ada friksi, dan tidak ada yang saling menjelekkan, sehingga terpilih pemimpin yang amanah dan komitmen terhadap pengembangan HW ke depan,” kata Endra.
Sejarah Berdirinya HW
Sejarah berdirinya Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan bermula ketika tahun 1916, KH. Ahmad Dahlan mengikuti pengajian SATV (Sidiq, Amanah, Tabligh, Vathonah) di Surakarta, tepatnya di rumah KH. Imam Mukhtar Bukhari. Di sana, Kiai Dahlan melihat anak-anak dari JPO (Javansche Padvinders Organisatie), dengan pakaian seragam berlatih baris berbaris di halaman Keraton Mangkunegaran.
Sepulang di Yogya, Kiai menceritakan apa yang dilihatnya dan berdiskusi dengan dua muridnya, Sumodirjo dan Sarbini, terkait ide mendirikan kepanduan di Muhammadiyah. Tujuannya agar para pemuda Muhammadiyah dapat latihan kepanduan guna berbakti kepada Allah SWT.
Ide tersebut dijalankan kedua muridnya itu dengan merintis Kepanduan di Muhammadiyah. Latihan pertama dilakukan dengan baris berbaris, olah raga, dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Latihan dilakukan setiap Ahad sore, diikuti anak-anak di sekitar Kauman yang berlatih kepanduan dan pada Rabu malam diberikan bekal keagamaan.
Inilah yang menjadi cikal bakal kelahiran Kepanduan di Muhammadiyah bernama Padvinder Muhammadiyah tahun 1918. Kemudian, tahun 1920, Padvinder Muhammadiyah berubah nama menjadi Hizbul Wathan yang berarti Golongan Cinta Tanah Air, atas usul H. Hadjid.
Susunan pengurus Hizbul Wathan yang pertama adalah H. Mukhtar Bukhari (Ketua), H. Hadjid (Wakil Ketua), Sumodirjo (Sekretaris), Abdul Hamid (Keuangan), Siraj Dahlan (Organisasi), Sarbini dan Damiri (Komando). (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow