Musywil & Musyda, Terobosan ‘Aisyiyah Atasi Masalah Wilayah & Daerah
YOGYA – Musywil (Musyawarah Wilayah) dan Musyda (Musyawarah Daerah) merupakan mandat dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Bahwa setelah dilaksanakan Muktamar, maka Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah harus melaksanakan Musywil dan Musyda. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah dalam ‘Aisyiyah Talk #1 dengan tema: “Sukses Musywil dan Musyda ‘Aisyiyah” pada Senin (20/2).
Musywil dan Musyda sendiri disebut Tri merupakan musyawarah tertinggi di tingkat Wilayah dan Daerah. “Musywil dan Musyda adalah juga merupakan mandat organisasi untuk menjaga keberlangsungan atau sustainability kepemimpinan dan organisasi,” terang Tri Hastuti.
Berbicara mengenai kegiatan apa saja yang dilangsungkan dalam Musywil dan Musyda, Tri Hastuti menyebutkan bahwa ada beberapa agenda yang harus dilaksanakan.
“Pertama, laporan pertanggung jawaban atau pelaksanaan program kerja, kemudian manetapkan calon pimpinan, kemudian menyusun program kerja untuk lima tahun mendatang, menyusun isu-isu strategis, dan menyusun rekomendasi untuk para pihak,” sebut Tri Hastuti.
Menanggapi hal tersebut, Ummul Baroroh, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah menyebut pihaknya telah bersiap melaksankaan Musywil pada awal tanggal 3-5 Maret 2023 mendatang. Jawa Tengah menurut Ummul selalu menunjuk Pimpinan Daerah secara bergantian untuk menjadi panitia dalam perhelatan besar seperti Musywil.
Pada tahun ini ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah Jawa Tengah melaksanakan Musywil di Kota Tegal. Ummul mengatakan Jawa Tengah belajar banyak dari pelaksanaan Muktamar ke-48 lalu yang sukses dan bersih.
“Meskipun Musywil kami tidak mengundang pengembira tetapi tampaknya ibu-ibu di Jawa Tengah banyak yang akan ikut pembukaan di Kota Tegal yakni di GOR Kota Tegal kami mengantisipasi agar lokasi tetap bersih,” kata Ummul
Untuk mendukung kebersihan lokasi Musywil tersebut Ummul menyebut ada panitia khusus melalui GNPS (Gerakan Nasional Peduli Sampah) terdiri dari Hizbul Wathan dan Tapak Suci Kota Tegal yang mengelola sampah di sekitar arena Musywil.
Sementara itu, Marlina Gazali, Ketua PWA Sulawesi Tenggara menyampaikan ‘Aisyiyah Sulawesi Tenggara juga tengah mempersiapkan pelaksanaan Musywil yang akan berlangsung satu bulan lagi.
“Sekalipun waktunya masih satu bulan ke depan, alhamdulillah peserta dari daerah sudah mengirimkan mandat data anggota musywil baik itu ketua maupun sekretaris, PDA maupun PCA yang sudah mendapaatkan pengesahan PWA,” papar Marlina.
Kembali lagi ke Tri Hastuti, ia menekankan pentingnya salah satu agenda yang ada di dalam Musywil dan Musyda, yakni penyusunan program kerja. Muktamar ke-48 disebut Tri telah menghasilkan dokumen, salah satunya program kerja yang sudah ditanfidzkan yakni program umum dan program bidang, Risalah Perempuan Berkemajuan (RPB), dan isu strategis.
“Program inilah yang kemudian menjadi acuan atau referensi PWA dan PDA dalam menyusun program di wilayah dan daerahnya masing-masing,” ujarnya.
Sekretaris Umum PP ‘Aisyiyah itu juga sangat menekankan agar Wilayah dan Daerah dapat secara responsif menangkap isu atau permasalahan yang ada di tempatnya masing-masing sehingga program kerja yang sudah disusun oleh Pimpinan Pusat dapat dikontekstualisasikan sesuai problem yang ada di masing-masing Wilayah dan Daerah. Sehingga dengan demikian diharapkan gerak ‘Aisyiyah di setiap wilayah dan daerah dapat menjawab tantangan atau permasalahan yang ada yang tentunya berbeda di setiap lokasi.
Demikian juga terkait isu-Isu Strategis yang sudah ditetapkan dalam Muktamar ke-48. Isu strategis disebut adalah isu yang harus menjadi perhatian banyak pihak termasuk ‘Aisyiyah. Akan tetapi, Tri meminta para pimpinan di Wilayah dan Daerah dapat melihat secara jeli isu-isu apa saja yang menjadi prioritas di lokasi masing-masing dan dapat mengkontekskan isu strategis dengan isu program. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow