Pak Haedar Sebut 10 Persoalan Kebangsaan di Usia Negara 76 Tahun

Pak Haedar Sebut 10 Persoalan Kebangsaan di Usia Negara 76 Tahun

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Sejumlah persoalan kebangsaan masih dirasakan ketika Republik Indonesia memperingati ulang tahun kemerdekaan ke-76 tahun ini. Dalam Pidato Kebangsaan yang disiarkan CNN Indonesia dam tvMu, Senin (30/8) siang, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. menyebut 10 persoalan tersebut.

Sepuluh persoalan itu adalah:

Advertisement
Scroll To Continue with Content
  1. Suasana keterbelahan sesama anak bangsa;
  2. Masalah “radikalisme-ekstremisme” yang pro-kontra dalam pandangan dan penyikapan;
  3. Korupsi dan perlakuan terhadap koruptor yang dianggap memanjakan;
  4. Praktik demokrasi transaksional;
  5. Kesenjangan sosial;
  6. Menguatnya oligarki politik dan ekonomi;
  7. Kehadiran media sosial yang memproduksi persoalan-persoalan baru;
  8. Masalah utang luar negeri dan investasi asing;
  9. Kehidupan kebangsaan yang semakin bebas atau liberal setelah dua dasawarsa reformasi;
  10. Masalah pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya.

“Narasi masalah-masalah bangsa tersebut tentu tidak mengurangi apresiasi atas kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam kehidupan kebangsaan dari periode ke periode,” tegas Haedar dalam pidato berjudul #INDONESIAJALANTENGAH INDONESIAMILIKSEMUA.

Pidato Kebangsaan itu diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang bersama Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dan para pihak lain.

Tentang judul menggunakan narasi hastag atau tagar, menurut Haedar, dengan harapan utama agar sebanyak mungkin para elite dan warga bangsa menjadikan kedua isu penting tersebut sebagai masalah bersama untuk menjadi rujukan bersama.

“Ketika menghadapi masalah-masalah besar tersebut maupun dalam menilai capaian kemajuan, berkembang keragaman pandangan dan orientasi sikap sesuai sudut pandang dan posisi setiap pihak di negeri ini. Pada situasi krusial inilah diperlukan refleksi semua pihak bagaimana mengelola perbedaan-perbedaan untuk ditemukan titik temu dalam spirit Persatuan Indonesia demi keutuhan dan kelangsungan hidup Indonesia,” tegasnya.

Isi lengkap nasihat Pak Haedar untuk seluruh anak bangsa tersebut bisa diklik di sini. (*)

Wartawan: Afifatur Rasyidah
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow