ads
Pelonggaran PSBB Justru Menambah Kasus dan Perpanjang Masa Pandemi

Pelonggaran PSBB Justru Menambah Kasus dan Perpanjang Masa Pandemi

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Pemerintah dinilai belum maksimal dalam menangani pandemi Covid-19. Hal itu ditandai dengan adanya lonjakan kedua pasca pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang baru saja dibuka. Bagi Muhammadiyah, new normal adalah seruan pada new reality, yaitu menormalisasikan kehidupan dengan berpegang pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Persyarikatan ini terus mendorong pada upaya stay at home kepada masyarakat, khusunya warga Muhammadiyah.

Point-point itu muncul dalam diskusi online “Persiapan Fisik dan Mental Menyambut Tatanan Kehidupan Baru (Pasca Pandemi)” yang diselenggarakan Muhammadiyah Command Covid-19 Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Sabtu 13 Juni 2020. Diskusi menghadirkan dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad., M.Kes., MMR (Direktur RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta/Ketua MPKU PWM DIY) dan Budi Santoso, S.Psi. (MCCC PP). diskusi tersebut mengupas tatanan baru yang harus diadaptasi oleh masyarakat perihal new reality (new normal).

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

“Begitu pentingnya perencanaan matang. Perlu kejelasan pemerintahan dalam membuat kebijakan,” tegas Ahmad Faesol. Menurutnya, pelonggaran PSBB ini justru menambah jumlah kasus dan memperpanjang masa pandemi. Meskipun pemerintah berdalih pada pengembangan ekonomi, namun hal tersebut justru menempatkan rakyat pada kondisi bahaya.

Data hingga Ahad 14 Juni 2020, terdapat 857 kasus baru, sehingga total kasus secara nasional sebanyak 36.277. Kasus baru tertinggi tercatat di Jawa Timur sebanyak 196, lalu Sulawesi Selatan 133 kasus dan DKI Jakarta 117 kasus. Total pasien sembuh 14.531 orang, sedangkan total pasien meninggal dunia 2.134 setelah dinyatakan positif Corona. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.574 dan orang dalam pemantauan (ODP) 41.639.

Trend virus saat ini tidak menunjukkan gejala secara fisik pada seseorang. Sehingga dengan adanya pelonggaran PSBB sangat membuka peluang penyebaran virus dari satu orang ke banyak orang lainnya.

Pemerintah, kata Ahmad Faesol, seharusnya meninjau ulang apakah Indonesia sudah memenuhi syarat pelonggaran PSBB atau belum. Syarat dimaksud mencakup transmisi Covid-19 yang dapat dikendalikan, pusat kesehatan masyarakat yang mumpuni dalam mengidentifikasi, isolasi, menguji, melacak kontak serta mengakarantina. Selain itu peninjauan terkait risiko wabah yang bisa diminimalkan melalui kebijakan ketat meliputi risiko penyebaran imported dan adanya langkah-langkah pencegahan di tempat kerja secara massif.

Kepada masyarakat ia mengharapkan, menanggapi new normal menjadi new reality. Masyarakat harus memandang realitas pandemi ini dan mengubah pola hidup agar dapat bertahan, salah satunya melalui reframing dan memunculkan pikiran positif untuk beradaptasi di situasi pandemi. Mulai mencoba produktif, menerima perubahan serta menumbuhkan kesadaran akan pola hidup sehat. Juga, penuhi perlengkapan diri dan orang lain, serta menambah wawasan edukasi kesehatan sehubungan Covid-19.

Budi Santoso menambahkan, dalam perjalanan menangani Covid-19, Muhammadiyah mendukung penuh untuk bersama menghadang pandemi. Narasi Muhammadiyah tidak menggunakan kata new normal tetapi progresif tanggap darurat. Muhammadiyah terus mendorong pada upaya stay at home kepada masyarakat, khusunya warga Muhammadiyah. (hr)


Sumber Berita: Rilis MCCC PP Muhammadiyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat