Pesan Pak Haedar: Jangan Kehilangan Optimisme ketika Mendapat Perlakuan Buruk
SIDOARJO – Sepuluh hari telah berlalu sejak kegiatan Cabang Ranting Muhammadiyah Award & Expo IV dibuka. Kegiatan yang dilaksanakan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi ditutup, Selasa malam (1/3).
Pada kesempatan itu, laporan panitia disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang, Isa Haji Sulaiman, S.T. PCM Sepanjang di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi tuan rumah pada acara ini. Isa menyampaikan, mayoritas panitia adalah dari unsur Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
Sambutan juga disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr. Hidayatullah, M.Si. Kemudian laporan Ketua LPCR PP Muhammadiyah, H. Jamaluddin Ahmad, S.Psi, Psikolog.
Pada penutupan ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., yang menyampaikan amanatnya. “Kami dari PP Muhammadiyah menyampaikan apresiasinya yang tinggi serta tasyakur kepada Allah SWT atas terselenggaranya acara Cabang Ranting Award dan Virtual Expo keempat,” katanya.
Cabang dan Ranting, menurut Haedar, melekat erat dalam proses perkembangan dakwah Islam Muhammadiyah di masa awal. Cabang dan Ranting merupakan pengejawantahan dari ruh spirit perjuangan awal Muhammadiyah.
Melalui perkembangan Cabang dan Ranting, selain mampu bertahan selama satu abad, Muhammadiyah juga menjadi organisasi yang telah menyebar secara merata di seluruh Indonesia. Pada tahun 1920 hingga 1930-an perkembangannya begitu pesat dan bahkan sudah mulai masuk ke Papua sekitar tahun 1926.
Perluasan penyebaran ini tidak lain dan tidak bukan karena Muhammadiyah memiliki pondasi Islam yang kokoh dan menjelma dalam sifat al-harokah (gerakan). Ini lahir dari spirit QS. Ali Imran ayat 104 dan 110 yang mengandung spirit kemajuan.
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imron: 104)
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.” (Ali Imron: 110)
Dalam pandangan Prof. Haedar, kegiatan Award dan Expo IV LPCR PP Muhammadiyah ini menjadi penting untuk mendorong kesadaran bersama bahwa tidak hanya sebatas menggembirakan karena adanya apresiasi award bagi yang mendapatkan, tapi menggembirakan bagi semuanya.
Substansi acara ini adalah melihat keragaman Cabang dan Ranting, selanjutnya sama-sama berpacu meningkatkan kualitas masing-masing. Oleh sebab itu, Haedar Nashir mengungkapkan lima peran penting yang perlu dimiliki setiap Cabang dan Ranting Muhammadiyah.
Pertama, Cabang dan Ranting sebagai pemandu moral etik atau akhlak masyarakat. Tetap menanamkan nilai-nilai islam yang utama dan membawa kepada rahmatan lil alamin. Muhammadiyah perlu berperan dalam menghapuskan akhlak-akhlak negatif seperti korupsi dan sebagainya dalam diri masyarakat.
“Kuncinya adalah uswatun hasanah dari para pimpinan,” tegas Haedar. Sehingga, para pimpinan perlu terus membekali diri dengan keilmuan agama agar dapat memandu masyarakat. Tidak hanya memperkaya materi dakwah, juga menuntut belajar tentang cara yang baik dalam menyampaikan dakwah tersebut.
Kedua, Cabang dan Ranting juga perlu menjadi pemersatu masyarakat. Muhammadiyah harus menjadi pembangun perdamaian, jangan sampai malah menciptakan konflik dengan masyarakat. Kehadiran Muhammadiyah itu untuk masyarakat, bahkan bukan untuk dirinya.
Kalaupun banyak mendapat perlakuan buruk, Muhammadiyah lebih memilih mengalah. Meskipun menjadi organisasi tertua dan memiliki peran besar dalam kemerdekaan negeri ini, Muhammadiyah tidak lantas terbebas dari sikap-sikap sekelompok orang yang merasa kurang senang dengan gerakan Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengingatkan, “Jangan kita kehilangan optimisme ketika kita mendapat perlakuan buruk dari pihak lain.” Rasulullah SAW juga menghadapi hal serupa ketika berdakwah ke Thaif dan dilempari kotoran. Ketika malaikat hendak membalas perbuatan itu, Rasulullah SAW malah menghalangi.
“Memang menjadi pemersatu tidak mudah. Karena ibarat jembatan, menghubungkan dua tempat dan sering diinjak-injak. Kalau tidak kuat, akan roboh,” tuturnya lagi. InsyaAllah, pahala dan barokah Allah akan menjadi balasannya.
Ketiga, Prof. Haedar mendorong Cabang dan Ranting menjadi problem solver bagi masyarakat. Setiap ada pimpinan Ranting dan Cabang, berarti ada solusi-solusi yang dapat ditawarkan kepada kondisi masyarakat di sekelilingnya. Seperti contohnya di tengah pandemi Covid-19, Muhammadiyah harus bisa mengambil kontribusi dalam menyelesaikan masalah umatnya.
Keempat, Cabang dan Ranting juga perlu menjadi penggerak kemajuan masyarakat. Bisa jadi banyak cabang dan ranting yang loyo karena belum ada tantangan-tantangan. “Semua orang harus terpanggil untuk bergerak. Ini harus menjadi etos baru Muhammadiyah,” tegasnya.
Terakhir, Prof. Haedar mengkhususkan bagi Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah di luar negeri. PCIM dan PCIA perlu menjadi penggerak internasionalisasi Muhammadiyah melalui program-program unggulan masing-masing.
Usai amanat diumumkan penerima award. Mereka terdiri dari RSMA, PTMA, PDM, PCM, dan PRM, serta pengumuman pemenang lomba Vlog. Hasil lomba dalam berita Inilah Penerima Award LPCR PP Muhammadiyah 2022. (*)
Wartawan: Ahimsa W. Swadeshi
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow