Puisi Suratiningsih
Bunda Mariam
Oleh: Suratiningsih
Bunda Mariam wanita yang suci
Wanita yang dijaga oleh Ilaahi
Saat malaikat Jibril menghampiri
Membawa kabar dari Ilaahi
Malaikat Jibril menjelma dengan sosok manusia yang sempurna
Begitu tampan dan mempesona
Tapi bunda Mariam tetap menjaga
Hati dan pandangannya
Ia tidak terpesona
Ia pun berkata
Qalat inni a’uzu bir-rahmani minka in kunta taqiyya
Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan jika kamu orang yang
bertaqwa
Sungguh mulia pribadinya
Sebagai sosok wanita yang sempurna
Paling pandai menjaga harga diri dan nama
Karena takut pada Tuhannya
Sahabat Sejati
Oleh: Suratiningsih
Jadikanlah Al Qur’anmu sahabat sejati
Takkan pernah kau tinggalkan sampai akhir nanti
Dia bacaan tertinggi
Tak satupun mampu menandingi
Karena dia firman Ilaahi
Yang akan selalu hadir sebagai obat hati
Saat membacanya membawamu terbang tinggi
Menghadirkan harapan sejati
Tak satupun yang tiada arti
Menjadikan mu insan sejati
Bersamanya meraih mimpi
Menjadikan ia sahabat sejati tak terganti
Selalu ada kerinduan dihati
Saat belum membacanya setiap hari
Hari-hari yang terus berlari
Akan terus berarti saat bersamamu disini
Cinta Abadi
Oleh: Suratiningsih
Cinta abadi tak kan pernah terbagi
Biarpun godaan silih berganti
Kini kian kusadari
Saat ujian datang menghampiri
Cinta padaMu Robbi
Kian terpatri
Dalam sanubari
Tiada satu pun yang mampu menandingi
Biarpun sejuta janji
Tiada arti
Bahkan menyakiti
Menyisakan luka di hati
Kini kian kusadari
Cinta dunia tak ada yang abadi
Setiap kali selalu terbagi
Tanpa tujuan pasti, kehinaan yang kian ditemui
Tapi…Cinta padaMu Robbi
Sangatlah Abadi
Dengan sejuta janji yang pasti
Kian abadi sampai akhir nanti
*Penulis tinggal di Jatirejo, Sendangadi, Mlati, Sleman.
Puisinya pernah dimuat di tabloid remaja BIAS, beberapa artikel dimuat di Majalah Bakti Kementerian Agama, At Tarbawi, Al Azkiya, dan Al Ibtida.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow