MediaMU.COM

MediaMU.COM

Portal Islam Dinamis Berkemajuan

Apr 30, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Rakernas MPI, Pak Haedar: Jangan Seperti Gajah Besar yang Sulit Bergerak

YOGYA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pustaka Informasi (MPI), Jum’at (26 Dzulhijjah 1444 H. bertepatan denan 14 Juli 2023) di Amphitarium Gedung Utama Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Mengambil tema “Sinergi Kemitraan Lokal dan Internasional dalam Upaya Mewujudkan Semesta Digital yang Unggul dan Terintegrasi dalam Bingkai Islam Berkemajuan”, Rakernas berlangsung selama tiga (3) hari, hingga Ahad.

Pembukaan Rakernas dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si., Ketua MPI PP Muhammadiyah yang juga Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T., Dewan Pakar dan anggota MPI PP Muhammadiyah, serta perwakilan MPI PWM se-Indonesia.

Dadang Kahmad mengatakan, kendati Muhammadiyah telah seabad lebih berkiprah dalam dakwah Islam, tetapi untuk dakwah di dunia digital masih belum optimal. Hal itu dapat diukur dari kurangnya pengenalan publik, terutama kelompok usia muda (millenial) terhadap isu-isu muktamar hingga tema khusus Muhammadiyah seperti Islam Berkemajuan.

Untuk itu Dadang meminta MPI mengakselerasi dakwah digital agar tema-tema dakwah Persyarikatan dikenal publik, terutama yang berkaitan dengan dakwah komunitas. MPI harus menghasilkan program kerja ke depan yang lebih progresif.

“Harus responsif pada perubahan-perubahan yang terjadi. Kalau dulu perubahan itu 100 tahun sekali, sekarang bisa 10 tahun sekali atau bahkan 5 tahun sekali berubah terus. Kalau kita pasif, tidak pernah merespon perubahan-perubahan, kita akan seperti merek-merek hebat yang gulung tikar karena tidak mau berubah,” ucap Dadang.

Dadang juga mengharapkan, MPI memiliki strategi lebih unggul dalam mempromosikan gagasan Muhammadiyah. Kader-kader diminta percaya diri membawa isu Muhammadiyah di ranah publik.

MPI bersama Majelis Tabligh melakukan penguatan ideologi Muhammadiyah beserta produk Muktamar. Bersama Majelis Tabligh, MPI diharapkan mampu meluaskan dakwah Muhammadiyah ke kelompok masyarakat menengah ke bawah yang selama ini minim terjangkau Muhammadiyah.

“Publikasi kita masih sangat terbatas. Terus terang saja, kita ini low profil, bukan lagi tawadhu. Padahal kalau perlu kita ini selain isyahadu bianna muslimin, kita juga isyahdu bianna Muhammadiyin (menampilkan diri sebagai orang Muhammadiyah),” katanya.

Sementara itu Haedar Nashir mengatakan bahwa kehadiran media digital, terutama media sosial, menjadi tantangan bagi umat Islam, termasuk Muhammadiyah. Oleh karena itu, ia memberikan empat (4) kemampuan agar Muhammadiyah dapat bertahan melewati zaman.

Pertama, kemampuan beradaptasi. Muhammadiyah harus mampu beradaptasi dengan menghasilkan karya-karya progresif yang dapat mempengaruhi realitas, bukan sebaliknya. Muhammadiyah tidak boleh terjebak dalam pemikiran kuno yang mengabaikan gagasan-gagasan tentang masa depan.

Kedua, kemampuan goal attainment atau cara mencapai tujuan. Tujuan utama Muhammadiyah adalah menciptakan masyarakat Islam yang autentik. Di era baru, usaha amal yang dimiliki Muhammadiyah perlu mendapatkan pembaruan.

“Kemampuan kita dalam menggunakan media untuk mencapai tujuan ini akan menentukan keberadaan kita sebagai sebuah sistem,” kata Haedar.

Ketiga, kemampuan berintegrasi. Sebagai organisasi besar dengan elemen-elemen yang beragam, Muhammadiyah harus menjadi gerakan integratif.

Keempat, kemampuan memelihara pola. Pola yang sudah dibangun Muhammadiyah harus dirawat. Harus tetap dijaga, jika terlepas, Muhammadiyah akan kehilangan identitas.

“Sebuah organisasi akan semakin besar jika memiliki banyak masalah. Kita tidak ingin menjadi seperti gajah besar yang sulit bergerak. Oleh karena itu, integrasi diperlukan agar semua komponen dapat berjalan dengan baik,” jelas Haedar.

Oleh karenanya, agar Muhammadiyah sebagai sebuah sistem dapat bertahan di era revolusi 4.0, Haedar berharap MPI PP Muhammadiyah dapat lebih berperan maksimal.

“Saya berharap MPI menjadi organ Muhammadiyah yang bisa mendinamisasi dan mengkapitalisasi proses baru hidup di era revolusi IT ini. Saya yakin MPI menjadi leading sector yang terdepan,” harap Haedar. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here