Rakornas Bidang Akademik dan Riset PTMA
BANJARMASIN — Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani, hadir sekaligus membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Akademik dan Riset Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah tahun 2018.
Acara yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) Jalan Gubernur Sarkawi, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Jum’at (31/8/2018), mengangkat tema “Penguatan Mutu dan Inovasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah di Era Revolusi Industri 4.0”.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Dr H Haedar Nashir, MSi dan Ketua Diktilitbang PP Muhammad Prof H Lincolin Arsyad M.Sc, Ph.D hadir dalam acara tersebut.
Di depan 192 orang peserta utusan dari berbagai Perguruan Tinggi Muhamadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia terdiri dari Rektor, Ketua, Direktur, Wakil Rektor, Wakil Ketua Bidang Akademik dan Riset, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir, MSi, berharap Perguruan Tinggi Muhamadiyah harus semakin sadar pentingnya melakukan penelitian. “Sehingga akan meningkatkan kualitas dari perguruan tinggi yang bersangkutan,” tandas Haedar Nashir.
Menurut Haedar Nashir, Islam sebagai agama yang membawa kemajuan peradaban. “Untuk itu, dunia Islam perlu membangun sistem institusi modern,” papar Haedar Nashir.
Ketika di negara lain masih belum banyak berkembang, Muhammadiyah itulah pelopornya. “Gerakan Islam sebagai dinul amal atau agama amal di Indonesia juga dipelopori Muhammadiyah,” tandas Haedar Nashir, yang menambahkan KHA Dahlan saat sakit saja terus berdakwah dan mengingatkan istrinya agar jangan menyerah.
Di sisi lain, Haedar Nashir, mengatakan, KHA Dahlan sudah bicara tentang akal murni, pemimpin berkemajuan dan sebagainya. “Padahal, tidak pernah belajar ke Barat,” tandas Haedar.
Pemikiran tajdid Muhammadiyah lebih ke purifikasi (pemurnian). Dan, karakter permunian kemungkinan dari Sumatera Barat yang keras. Kaum tradisionalis muda jadi posmodern dan pos tradisionalis.
“Kaum Muhammadiyah dan akademisi justru terpengaruh oleh Islam transnasional,” tandas Haedar Nashir, yang menerangkan kita perlu mereproduksi kembali pikiran-pikiran KHA Dahlan. “Agar Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan tidak mandeg,” kata Haedar.
Seperti disampaikan Haedar Nashir, intelektual Muhamadiyah harus seperti M Amin Abdullah dan Din Syamsuddin, yang melakukan pembaharuan di Universitas Islam Negeri (UIN). “Sampai-sampai mereka dituduh liberal,” kata Haedar, menambahkan lalu muncul Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir, MSi, berharap agar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah harus jadi universitas yang unggul. “Sehingga jadi center of excellent dan juga sebagai kekuatan penggerak Islam berkemjuan,” kata Haedar Nashir, menerangkan hal ini butuh basis keilmuan yang berakar dan bertempat di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA).
Bagi Haedar, setiap PTMA harus paham Islam dalam perspektif Muhammadiyah. Yaitu bayani, burhani dan irfani sekaligus dan integratif.
“Jangan sampai PTMA justru dekat dengan gerakan-gerakan Islam transnasional,” tandas Haedad Nashir, yang berharap PTMA harus memberi warna pada mahasiswa agar bisa berkemajuan.
Dalam rapat kerja nasional ini, diharapkan dosen-dosennya semakin giat, bersemangat melakukan penelitian. “Karena di perguruan tinggi itu yang bisa mengangkat nama perguruan tinggi itu adalah jika kuat penelitian dan publikasi. Itu yang paling utama,” kata Lincolin Arsyad.
Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani, yang membuka Rakernas PTMA menyambut baik dan mengapresiasi acara tersebut. Sekaligus merasa gembira dengan berdirinya Perguruan Tinggi Muhamadiyah di wilayahnya.
“Dengan berdirinya Universitas Muhamadiyah Banjarmasin diatas lahan 14 hektar lebih menjadi barokah buat Kabupaten Barito Kuala,” kata Hj Noor Miliani.
Dalam acara tersebut Bupati Barito Kuala berjanji akan membantu kelancaran pembangunan gedung tersebut. “Terutama infrastruktur jalan menuju ke universitas,” papar Hj Noor Miliani.
Rektor Universitas Muhamadiyah Banjarmasin, Prof Dr H Ahmad Khairuddin, M.Ag, sangat tersanjung, bangga sekaligus menjadi sebuah tantangan buat Universitas Muhamidyah Banjarmasin yang ditunjuk sebagai tuan rumah Rakornas Bidang Akademik dan Riset Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah.
“Kita bangga karena Universitas Muhamadiyah Banjarmasin yang baru berusia 2,5 tahun sejak berdiri 30 Desember 2015 ditunjuk sebagai tuan rumah Rokernas,” kata Prof Dr H Ahmad Khairuddin M.Ag.
Rakornas selain sebagai ajang silaturahmi, juga untuk melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan program, kegiatan tahun 2017 dan menyampaikan outlook program Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah ke depan.
Selain itu, memberikan bekal Pimpinan PTMA tentang kebijakan PP Muhammadiyah, kebijakan pemerintah dalam hal ini Kemenristekdikti, dan kebijakan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan dalam bidang akademik, penelitian dan publikasi ilmiah dalam menghadapi persaingan perguruan tinggi di era revolusi industri 4.0.
Tak kalah pentingnya, memberikan bekal pimpinan PTMA menyangkut kebijakan mutakhir BAN-PT
tentang Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) perguruan tinggi dan berbagi gagasan dan praktik (best practices) penguatan mutu dan inovasi antar Pimpinan PTMA.
Bertindak sebagai narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional tersebut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Edy Suandy Hamid, M.Sc, Prof. Intan Ahmad, Ph.D. (Dirjen Belmawa Kemenristekdikti RI), Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa (Direktur Penguatan Riset dan dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Kemenristek Dikti), Prof. Dr. Hj. Siti Muslimah Widyastuti (Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi) dan Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP (Direktur Pembelajaran Kemenristek Dikti). (Robby, Agung dan Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow