Sejarah Panjang Muhammadiyah dan Keraton Yogyakarta

Sejarah Panjang Muhammadiyah dan Keraton Yogyakarta

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir, M.Si, didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi, Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas dan Dahlan Rais, Herry Zudianto (Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah), Warsiti (Rektor Unisa), Dr Muchlas MT (Wakil Rektor I UAD) dan Ahmad Syauqi Soeratno, audiensi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, bertempat di Kantor Gubernur DIY, Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (18/9/2018).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Muhammadiyah, Keraton Yogyakarta dan kekuatan lain di Yogyakarta bisa menjadi kekuatan moral dan menjaga harmoni dalam kehidupan berbangsa. Selain juga dalam bidang pendidikan, Keraton juga ada kepedulian yang lebih.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, kepada Sri Sultan HB X menyampaikan bahwa Keraton dan Muhammadiyah mempunyai sejarah yang panjang di Republik Indonesia ini, khususnya di Yogyakarta.

Di depan rombongan PP Muhammadiyah, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, mengatakan, akan mengembangkan kualitas lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta agar bisa go internasional.

Apa yang dikatakan Sri Sultan HB X ada kesamaan dengan Muhammadiyah dalam melihat pentingnya pendidikan.

“Anak-anak generasi milenial saat ini kurang tertarik pada sejarah,” kata Haedar Nashir kepada Sri Sultan HB X usai menyampaikan perkembangan pembangunan Museum Muhammadiyah di kompleks Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, sepakat dengan apa yang disampaikan Haedar Nashir, museum Muhammadiyah bisa menggerakkan kembali tentang kepustakaan, sejarah dan museum.

“Ke depan, museum Muhammadiyah bukan saja untuk Muhammadiyah, tapi juga untuk Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya,” harap Sri Sultan HB X.

Menurut Haedar, hubungan Muhammadiyah dengan keraton itu sangat dekat. “Dan dalam konteks kebangsaan, kita  berdiskusi bagaimana peran moral dan kebangsaan, nilai budaya, menjadi koridor kita bekerjasama,” papar Haedar. (ASA)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow