Selamat Jalan Mbak Qonita, darimu Kami Tahu Kehebatan KH Yunus Anis
Oleh Widiyastuti*
Medio Maret 2018 adalah saat istimewa bagi saya sebagai pribadi maupun anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menjadi bagian dari Museum Muhammadiyah. Saya secara pribadi dihubungi Mbak Qonita, putri KH Yunus Anis, salah satu ketua HB Muhammadiyah 1956-1962.
Mbak Qonita yang bernama lengkap Qonita Tenang Hati bukan orang asing bagiku karena kami memang berasal dari kampung yang sama, Kauman, Yogyakarta. Sejak kecil saat mulai mengenal kegiatan di kampung tentu saja mengenal beliau sebagai senior. Kauman memang memberi warna perkaderan yang luar biasa sehingga ikatan senior dan junior sangat kuat.
Saat Mbak Qonita tahu kalau saya ada dalam pusaran Museum Muhammadiyah, beliau ingin menyerahkan koleksi-koleksi milik KH Yunus Anis kepada Museum Muhammadiyah. Permintaannya cuma satu: saat dipamerkan ada caption asal koleksi itu dari keluarga besar KH Yunus Anis. Permintaan sangat wajar. Diminta ataupun tidak pasti akan kami lakukan karena memang itulah aturan mainnya terhadap koleksi sebuah museum. Penyerahan koleksi yang dilakukan di rumah beliau di Jalan Kauman disaksikan suami Mbak Qonita, Mas Fakhrurozie.
Koleksi yang diserahkan keluarga KH Yunus Anis sangat luar biasa. Hampir semua dokumen foto-foto lama, pin-pin muktamar sampai tempat tidur koleksi Mu’allimin di awal-awal berdirinya. Satu kata yang bisa saya ucapkan adalah luar biasa karena Pak Yunus Anis adalah administrator yang tertib dan teliti. Setiap foto koleksinya selalu diberi keterangan peristiwa, siapa, dimana, tahun berapa, semua ditulis dengan tangan.
Mbak Qonita bercerita bahwa ayahnya sangat detail kalau berkaitan dengan foto. Bagi Pak Yunus Anis foto harus bisa bicara dengan cara diberi keterangan secara detail sehingga siapapun yang melihat bisa tahu tentang pesan foto tersebut.
Mbak Qonita juga bercerita kalau ayahnya sangat detail menulis dan mendokumentasikan banyak hal tentang Muhammadiyah dan karir beliau di ketentaraan. Koleksi tersebut dipilah dalam beberapa album yang diberi judul sehingga mudah bagi kami di Museum Muhammadiyah mengklasifikasi.
Koleksi foto yang diserahkan sangat banyak, bahkan ribuan. Mulai dari peristiwa Konggres Muhammadiyah ke-19 di Bukittinggi 1930, foto-foto tentang Nyai Ahmad Dahlan dan peristiwa pemberian sumbangan untuk pelaksanaan konggres, klise asli KHA Dahlan tahun 1920 dan para ketua lainnya, pin-pin yang diproduksi dalam rangka konggres, dan beberapa buku. Salah satunya adalah buku Gambar Dan Njajian Mu’tamar Muhammadijah yang berisi logo dan nyanyian mukmatar dari masa ke masa.
Dari Mbak Qonita juga saya menjadi tahu bahwa Pak Yunus Anis sangat detail terhadap hal-hal yang bersifat pendokumentasian. Semuanya tertata rapi dan ada catatannya. Ini adalah peninggalan luar biasa bagi Muhammadiyah karena berkat Pak Yunus Anis kita bisa melihat meriahnya sambutan dan pelaksanaan Konggres di Bukittinggi.
Beberapa hari lalu (6 Agustus 2021) saya mendengar kabar Mas Fakhrurrozie meninggal dunia. Itu saja sudah membuat saya sedih dan teringat janji untuk membantu menyelesaikan buku biografi KH Yunus Anis.
Dan hari ini (Kamis, 12 Agustus 2021) saya mendengar kepergianmu menyusul Mas Fakhrurrozie. Sedih dan tidak karuan rasanya. Tapi satu yang saya ingat adalah “Bismillah saya dan teman-teman MPI akan menyelesaikan buku itu”.
Terima kasih Mbak Qonita, Anda telah memberikan sesuatu yang sangat luar biasa bagi Museum Muhammadiyah. Insya Allah menjadi amal jariyah Anda dan keluarga besar Pak Yunus Anis.
Koleksi Pak Yunus Anis akan menjadi bukti kebesaran Muhammadiyah di masa lalu lewat foto-foto yang sudah Anda wakafkan ke Museum. Selamat jalan, semoga husnul khotimah, Mbak. Aamiin. (*)
*Penulis adalah anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow