Tak Kalah Penting Dibandingkan Covid-19, TB pun Harus Ditangani
YOGYA – Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MPKU PP Muhammadiyah) bekerjasama dengan USAID menyerahkan alat tes cepat molekular (TCM) tuberluosis (TB) kepada RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kamis (31/3).
Penyerahan alat dilakukan dalam rangka kunjungan atau visit site MPKU PP Muhammadiyah dan USAID. Bantuan merupakan bagian dari program kerjasama Mentari TB Plan. RS PKU Muhammadiyah Gamping termasuk dalam daftar jaringan rumah sakit Muhamamdiyah.
“Kami sampaikan terima kasih kepada MPKU PP Muhammadiyah atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan pada RS PKU Muhmamdiyah Gamping. Juga pada Mentari TB dan USAID, karena kami dijadikan salah satu wahana untuk melaksanakan program Mentari TB,” kata Direktur RS PKU MuhamamdiyahGamping, dr. Ahmad Faisol, S.PRad, MMR.
Dokter Faisol mengatakan, lewat bantuan program Mentari TB Recovery Plan, rumah sakit yang dipimpinnya kini menjadi pusat rujukan pasien TB, termasuk yang resisten obat (RO) di Yogyakarta. Bantuan yang diterima sudah dijalankan dan sangat bermanfaat baik bagi rumah sakit maupun masyarakat.
“Vaksin juga Alhamdulillah, dari program tersebut telah kami laksanakan dengan sebaik-baiknya. Ini memberi dampak dan manfaat luar biasa bagi ruma sakit dan masyarakat umum,” tambahnya.
Program RS PKU Muhammadiyah terkait Mentari TB Recovery Plan mencakup skrining untuk menemukan kasus baru, monitoring atau pengawaan minum obat, hingga sarana penunjang lain. Pelaksanaannya dengan alat-alat dari MPKU PP Muhamadiyah dan USAID berupa alat Xray mobile hingga alat TCM TB.
Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Dr. H. M. Agus Samsudin, M.M., menyampaikan harapan untuk program Mentari TB Recovery Plan di RS PKU Muhammadiyah Gamping. “Saya berharap bisa melibatkan rumah sakit-rumah sakit di sekitarnya,” kata Agus.
Ia menambahkan, “Semoga akan ada jaringan di antara rumah sakit, sehingga pasien dari rumah sakit lain termasuk swasta bisa dikirm ke RS PKU Gamping sebagai rumah sakit rujukan.”
Menurut Agus, salah satu tantangan pasien TB adalah kesulitan mendapatkan layanan di rumah sakit. Banyak rumah sakit menolak program ini. Sehingga, Muhammadiyah yang memiliki misi sosial berkewajiban untuk menerima mereka. Nilai-nilai ini sudah dipegang Muhammadiyah sejak 100 tahun lalu saat pendiriannya, yakni membawa kesejahteraan bagi umat.
“Muhammadiyah ada misi amal dan usaha. Sebagai usaha ia harus survive, sustain, dan tidak boleh rugi. Tetapi di sisi lain, amalnya harus tetap dilakukan. Kami percaya, ini bagian tidak terpisahkan dar usaha Muhammadiyah membangun kesehatan masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Tak hanya bagi Muhammadiyah dan masyarakat Indonesia, kerja sama dengan USAID khususnya dalam program Mentari TB Recovery Plan juga diapresiasi badan pemberi bantuan dari Amerika. David Stenton, Deputy Director Office of Health USAID Indonesia, mengatakan bangga bekerjasama dengan Muhammadiyah.
“USAID merasa terhormat dan bangga bekerjasama dengan Muhammadiyah. Jika Anda tidak mengingat hal lain yang saya katakan, ingatlah bahwa kami merasa terhormat dan bangga dengan kerja sama ini,” katanya.
David berharap, kolaborasi dan kerja sama semua elemen dalam penanganan Covid-19 juga dapat diterapkan dalam upaya penanganan TB.
“Sebagaimana kita bekerja bersama menghadapi Covid-19, kita juga harus bekerjsama untuk melindungi hidup pasien dan keluarga. Kita harus kembali pada tujuan untuk mengeliminasi TB pada 2023,” tutur David. (*)
Berita ini diterima mediamu.com dari MKPU PP Muhammadiyah
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow