Takmir Harus Tegas, Jama’ah Harus Memahami

Takmir Harus Tegas, Jama’ah Harus Memahami

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Takmir masjid berperan penting dalam pengendalian penyebaran Covid-19 di tingkat grassroot. Karena itu mereka harus selalu mengikuti perkembangan informasi, baik terkait masyarakat sekitar atau jama’ah, maupun dari pemerintah. Situasi dan kondisi yang sangat fluktuatif ini mengharuskan takmir mampu bersikap dengan cepat menghadapi setiap perubahan.

Demikian simpul pendapat dari Ketua Muhammadiyah Command Covid-19 Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin, dan Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, dalam jumpa pers di PP Muhammadiyah Cik Ditiro Yogyakarta, Kamis 4 Juni 2020.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Menurut Agus, peran takmir dan kesadaran jama’ah terhadap apa yang harus dilakukan adalah kunci sukses pengendalian penyebaran Covid-19 di kalangan umat Islam. Takmir misalnya, harus tahu dan paham betul kondisi masyarakat sekitarnya ketika akan mendirikan shalat jama’ah di masjid.

Misalnya, pemahaman tentang kondisi kesehatan jama’ah, tingkat kesadaran jama’ah, tentang kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di masjid dalam situasi sekarang, bagaimana menjaga kebersihan masjid. Juga bagaimana  mengatur posisi jama’ah agar meminimalisasi terjadinya penyebaran virus, dibutuhkan kreativitas agar dalam masa ini tetap bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan jama’ah.

“Kondisi sekarang masih fluktuasi, bisa berubah setiap saat. Kita harus bereaksi dengan cepat kalau terjadi penularan yang meningkat. Ini (keputusan PP Muhammadiyah membolehkan kembali jama’ah Jum’at di masjid) bukan euphoria atau seenak sendiri. Perlu dipahami protokol-protokolnya,” kata Agus.

Jama’ah juga harus memiliki tingkat kesadaran tinggi. Misalnya jika merasa tidak enak badan atau kondisi keseharan menurun, dicukupkan dengan shalat di rumah. Demikian juga dengan jama’ah usia rentan (anak-anak dan usia 60 tahun ke atas), atau mempunyai penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, dan darah tinggi, cukup shalat di rumah.

Disiplin mengenakan masker, selalu menjaga jarak, menghindarkan diri dari bersentuhan fisik dengan orang lain, rajin cuci tangan menggunakan air dan sabun, serta membiasakan berwudlu dari rumah.

“Jika berada di masjid, ikuti aturan yang sudah ditetapkan takmir. Takmir harus tegas, jama’ah harus memahami. Perlu kesadaran semua pihak. Memutuskan sesuatu harus benar, bukan emosional,” kata Agus Samsudin yang juga Ketua Majelis Kesehatan PP Muhammadiyah ini.

Ustadz Fathurrahman Kamal menyampaikan pesan kepada da’i, mubaligh, dan pengurus masjid di bawah naungan Muhammadiyah. “Kita berada dalam situasi yang belum normal sama sekali. Di sisi lain kita berada dalam situasi keterbukaan informasi  yang demikian dahsyat. Oleh karena itu kita harus berpegang teguh kepada keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,” tegasnya.

Keluarga besar Muhammadiyah sedang diuji keikhlasannya dalam berjama’ah dan berpegang teguh mengacu kepada keputusan persyarikatan. Allah, lanjutnya, mengharamkan kita untuk berpecah belah.

“Jangan ada takmir masjid yang bermain-main dengan protokol kesehatan. Jadi bolehnya (jama’ah shalat Jum’at di masjid) tidak bersifat mutlak, tapi bersyarat. Ini bukan hanya pertanggungjawaban kepada otoritas negara atau persyaritakan, juga kepada Allah SWT. Jangan bermain-main dengan euphoria jama’ah dan masyarakat, lalu malah mengabaikan langkah preventif dan objektif,” pesan Fathurrahman Kamal. (hr)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Paling Banyak Dilihat