Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Bahas Muktamar Online
YOGYA – Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tahun 2021 dimulai, Sabtu (4/9) secara virtual. Pembukaan dibuka untuk umum melalui kanal youtube Muhammadiyah Channel, tvMu, dan facebook Persyarikatan Muhammadiyah. Sedangkan jalannya siding-sidang melalui link zoom.
Tanwir diikuti Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah serta utusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, serta Ortom. Utusan PWM dan PWA DIY berjumlah delapan orang yang mengikuti Tanwir dari Aula Gedung PWM DIY. Tema Tanwir “Optimis Hadapi Covid-19, Menuju Sukses Muktamar ke-48.”
Selama dua hari (Sabtu dan Ahad, 4 dan 5 September) peserta mengikuti Tanwir secara virtual. Pada pembukaan di hari pertama diisi dengan dua pidato iftitah sekaligus dari Ketua Umum PP Muhammadiyah (Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si.) dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah (Dr. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si.).
Setelah itu berturut-turut Laporan PPM dan PPA, Presentasi MCCC PPM tentang Kondisi Pandemi 2022, Prasaran tentang Waktu dan Model Muktamar, Prasaran Sistem dan Mekanisme Pemilihan, dan Prasaran tentang Program dan Materi.
Hari kedua dengan agenda Tanggapan PWM/PWA/Ortom, Tanggapan PPM dan PPA, Pembacaan Keputusan Tanwir, Pidato Ihtitam Ketum PPM, dan Penutupan Tanwir
Dalam Pidato Iftitah Noordjannah mengatakan, pandemi Covid-19 memberi dampak kompleks, seperti kesehatan, pendidikan, kemiskinan, permasalahan akses, teknologi, dan kesenjangan sosial semakin kompleks. Secara khusus, dampak pandemi terjadi pada anak-anak dan perempuan yang setiap terjadi bencana menjadi salah satu kelompok rentan untuk terkena dampak.
Di sisi lain, pada masa pandemi ini, kontribusi perempuan sangat luar biasa di dalam mempertahankan keluarga dengan berbagai aktivitas ekonomi dari rumah. Mereka memiliki keuletan, semangat, memiliki kemampuan dan adaptif dalam menghadapi krisis ekonomi, gigih, dan memiliki daya tahan. Jiwa sosial, kerelawanan, perhatian, dan welas asih untuk membantu warga menjadi kekuatan luar biasa dari perempuan di dalam menghadapi pandemi.
“Aisyiyah optimis dalam menghadapi Covid-19 sebagaimana tema Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Optimis harus melahirkan energi positif dan menghilangkan energi negatif dalam jiwa, pikiran, dan tindakan di dalam menghadapi kehidupan,” tegasnya.
Sedangkan Haedar Nashir mengatakan, kondisi pandemi dipicu rendahnya angka vaksinasi di seluruh dunia dari target 70 % populasi setiap negara. Selain itu, masih terdapat disparitas antara negara kaya dengan negara berpenghasilan rendah dan menengah yang memperlambat pemerataan vaksin di seluruh dunia. WHO menyatakan bahwa setidaknya pandemi akan berakhir pada akhir atau pertengahan tahun 2022.
Menurutnya, kemampuan mengakhiri pandemi tergantung pada faktor lain, seperti sistem dan kondisi kesehatan di setiap negara, kebijakan dan langkah secara konsisten, infrastruktur kesehatan yang tersedia, disiplin dan sikap hidup masyarakat, serta variable penting lainnya. “Termasuk kuasa Allah yang melimpah di mukabumi,” katanya.
Ada beberapa indikator yang dapat mempercepat perubahan status pandemi menjadi endemi. Antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, menururunnya angka infeksi alamiah sehingga dapat menurunkan angka pasien covid dan angka kematian.
Usaha mengakhiri pandemi, tandas Haedar, tidaklah mudah sebab meniscayakan segala persyaratan dan faktor yang terkait satu sama lain.
Diksi optimis dipilih dalam diksi tema tanwir tahun ini yakni untuk menunjukkan bahwa mereka yang optimis adalah orang yang selalu berpengharapan dan berpandangan baik dalam menghadapi segala hal dan masa depan. Orang yang memiliki pandangan tentang masa depan yang baik dan sudut pandang positif itulah yang optimis dalam melihat suatu perkara dan menghadapi berbagai berbagai persoalan umat dan bangsa. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow