Anwar Abbas: Kader Muhammadiyah Harus memiliki Entrepreneurship Mentality

Anwar Abbas: Kader Muhammadiyah Harus memiliki Entrepreneurship Mentality

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA – Untuk dapat memajukan pilar ekonomi, kader Muhammadiyah harus mempunyai entrepreneurship mentality. Bukan sekadar membuka toko atau usaha, tetapi mempunyai visi bisa melihat sesuatu yang orang lain tak bisa melihat, terutama di bidang ekonomi dan bisnis.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, saat memberikan sambutan dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah, Jumat (11/2). Dengan tema “Industri dan Wisata Halal, Tantangan, Peluang, dan Pengembangan” menghadirkan narasumber Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Satomi Ohgata (Peneliti dari Kyushu International University of Japan, juga anggota PCIM Jepang), Herry Zudianto (Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Anwar Abbas mengatakan, di Muhammadiyah terdapat dua pilar yang sangat menonjol dalam gerakan dakwahnya, yaitu pendidikan dan pelayanan sosial. Keduanya bersifat nirlaba atau tidak berorientasi profit. Tapi hal ini bukan berarti Muhammadiyah tidak mencari profit.

Seandainya Muhammadiyah mendapatkan profit, maka profit tersebut tidak bisa dibagi dan harus digunakan untuk kepentingan pengembangan pendidikan serta pelayanan sosial.

Muhammadiyah juga berkeinginan berbuat lebih banyak lagi untuk masyarakat. Masalahnya adalah Muhammadiyah sangat lemah dalam bidang ekonomi dan bisnis. Karena itulah, pada Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015, Muhammadiyah telah memancangkan sebuah azzam atau tekad membangun pilar ketiga, yaitu ekonomi dan bisnis.

Meskipun hasilnya belum sesuai harapan, bukan berarti tidak ada kemajuan. Ia melihat bagaimana meningkatnya kesadaran untuk memacu diri sendiri dalam bidang ekonomi dan bisnis. Selain kesadaran, penting juga untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai entrepreneurship mentality bukannya employee mentality.

Menurutnya, cukup 10 persen dari warga Muhammadiyah yang benar-benar memiliki entrepreneurship mentality itu sudah hebat.

Selama ini di lingkungan persyarikatan, employee mentality masih mendominasi. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa kepengurusan masih didominasi kawan-kawan yang tidak punya latar belakang dunia usaha.

“Karena itu penting bagi kita untuk menghijrahkan sebagian kader ini dari employee mentality menuju entrepreneurship mentality,” jelas Anwar.

Beberapa contoh atau model sudah terlihat. Mulai dari Nurhayati Subakat pemilik Wardah Cosmetics, memulai usaha dari sebatas rumah tangga hingga merambah seluruh Indonesia hingga Malaysia dan Timur Tengah, serta menjadi perusahaan kosmetik nomor satu di Indonesia.

Lalu, Toni Firmansyah owner SR12 Herbal Perkasa Group yang bergerak di bidang manufaktur kosmetik herbal. Toni lulusan farmasi Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka Jakarta dan kini memiliki 600 karyawan di usahanya.

Kemudian Herry Zudianto mempunyai usaha di bidang pariwisata melalui HEHA Ocean View dan Sky View di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berbicara tentang ekonomi dan bisnis Muhammadiyah, Anwar Abbas menyampaikan lima hal. Pertama, memajukan ekonomi dan bisnis dari organisasi. Kedua, memajukan ekonomi dan bisnis dari pimpinan Muhammadiyah. Ketiga, memajukan ekonomi dan bisnis dari anggota Muhammadiyah. Keempat, memajukan ekonomi dan bisnis umat. Kelima, memajukan ekonomi dan bisnis bangsa.

“Maka jika kita berbicara mengenai ekonomi dan bisnis, prioritas utama adalah bagaimana memajukan ekonomi dan bisnis dari organisasi, kemudian membantu bisnis para pimpinan dan anggota simpatisan Muhammadiyah supaya dapat memajukan ekonomi dan bisnis umat dan bangsa,” ucap Anwar. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow