Muhammadiyah Maluku Utara Terjunkan Tim Asistensi ke Lokasi Gempa Halmahera Selatan
HALAMAHERA — Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama LazisMu menurunkan tim asistensi dari MDMC Maluku Utara ke wilayah yang terdampak gempa di Halmahera Selatan, Selasa (16/7/2019).
Berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh BPBD setempat, saat ini tercatat 971 rumah rusak berat. Sementara itu, korban meninggal dunia bertambah dari 2 menjadi 4 orang.
Saat dihubungi MDMC, Kepala Laboratorium Geologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Abdul Kadir D Arif, ST, M.Eng, mengatakan, hingga hari ini gempa susulan terus terjadi dan tercatat sudah 89 kali gempa susulan. Namun, intensitasnya cenderung menurun, menuju stabil.
“Kami terus mengimbau warga agar mengikuti informasi dari BMKG dan tidak perlu panik,” tandas Abdul Kadir D Arif.
Lebih lanjut Abdul Kadir menerangkan, warga resah karena isu gempa yang berkepanjangan seperti yang terjadi di Jailolo. “Namun gempa yang terjadi kemarin adalah gempa tektonik, berbeda dengan yang terjadi di Jailolo, yaitu gempa vulkanik,” teranf Abdul Kadir, yang menambahkan rangkaian gempa susulan itu terjadi juga karena gempa bumi berkekuatan 7,2 SR sehingga memerlukan waktu untuk kembali stabil dan tidak ada potensi tsunami.
Gempa bumi itu mengakibatkan kerusakan di beberapa daerah. Adapun kerusakan terbanyak ada di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Barat, dengan jumlah 380 unit.
Kerusakan dengan kategori rusak berat pada rumah juga teridentifikasi di Desa Rangga Rangga ada 300 unit, Lemo Lemo ada 131, Tomara ada 90, Kua ada 30, Luaro ada 22, Caitu ada 10, Sawat ada 6 dan Tanjung Jere ada 2.
Kerusakan berat (RB) pada infrastruktur bangunan mencakup gedung sekolah 6 unit, masjid ada 2, gereja ada 1, Polindes ada 1, Paud ada 1, dan rumah guru ada 1.
Menyikapi bencana gempa bumi di Halmahera Selatan, MDMC telah melakukan koordinasi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Maluku Utara untuk menggalang bantuan dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM).
Saat ini, Muhammadiyah telah mendirikan pos koordinasi penanggulangan darurat bencana di kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara, Jl. Delima No. 75 Kel. Toboko, Kota Ternate.
Selain itu, MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menerjunkan 4 orang personel sebagai tim asistensi menuju lokasi gempa bumi untuk mendukung penanganan darurat.
Dan MDMC Maluku Utara dari Ternate menuju Halmahera untuk membantu MDMC Halmahera melakukan aktivasi pos pelayanan dan kaji kebutuhan.
Adapun jenis pos pelayanan yang disiapkan oleh MDMC berupa pos kesehatan, logistik makanan, hunian, dan air bersih.
Ke depan, MDMC akan membuka lokasi pos pelayanan sesuai dengan hasil asesmen. Adapun masa tanggap darurat bencana gempa bumi ini telah ditetapkan selama 30 hari sejak 16 Juli 2019 hingga 16 Agustus 2019.
Koordinator Divisi Tanggap Darurat MDMC PP Muhammadiyah, Indrayanto, menerangkan, upaya penggalangan bantuan terus dilakukan oleh MDMC bersama LazisMu melalui rekening bersama untuk bencana alam.
Hingga saat ini bantuan diupayakan, seperti tim medis pendukung yang sudah disiapkan dari RS Muhammadiyah Lamongan untuk dukungan layanan kesehatan, pengadaan bantuan hunian darurat, dan bantuan logistik makanan yang disiapkan warga Muhammadiyah Maluku Utara bersama Kampus Muhammadiyah Maluku Utara, dan sumber daya manusia dalam koordinasi One Muhammadiyah One Respone (OMOR).
Melihat kejadian gempa yang cukup parah, Indrayanto menambahkan perlunya dukungan oleh seluruh keluarga besar Muhammadiyah se-Indonesia.
MDMC bersama LazisMu PP Muhammadiyah terus berkomitmen dalam upaya respon gempa Halmahera. “Kami terus bergerak membantu masyarakat dan pemerintah juga berkoordinasi dengan para pihak pemangku kebijakan dan lembaga penanggulangan bencana lainnya,” pungkas Indrayanto didampingi Arif Jamali dari MDMC PP Muhammadiyah. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow