Hati-Hati, Penyakit Juga Mengintai Angkatan Muda

Hati-Hati, Penyakit Juga Mengintai Angkatan Muda

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA – Menjelang pergantian tahun, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengadakan webinar “Refleksi Akhir dan Awal Tahun dalam Penanganan Covid-19”, Senin (27/12).

Kegiatan ini mengangkat tema “Menyongsong 2022: Pemuda Penggerak Kebangkitan Pasca Pandemi” dan dihadiri hampir 1.000 peserta secara online. Terdapat dua sesi dalam kegiatan itu, yakni opening speech (pidato pembukaan) dan diskusi bersama narasumber.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pidato awal disampaikan Dr. Agus Samsudin, M.M., Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, dilanjutkan sambutan Dr. Hasyim Gautama, M.Sc., Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kominfo.

Agus menyampaikan peran generasi muda yang menyumbang kontribusi sejumlah 57% bagian penduduk Indonesia. Kehadiran para pemuda dianggap penting karena isu kesehatan merupakan isu yang dekat dengan pemuda.

Jika dulu usia mudah terkena penyakit seperti obesitas dan diabetes berkisar pada 40-50 tahun, kini tidak sedikit di usia 30 tahun. “Di sini pentingnya teman-teman selagi masih muda perlu menjaga kesehatan,” tuturnya.

Ia juga mengapresiasi peran pemuda sebagai relawan dalam penanganan Covid-19. Di Muhammadiyah, keterlibatan angkatan muda sebagai kontributor menjadi bagian terbesar.

Ia mengharapkan, dalam kegiatan refleksi tersebut muncul ide baru untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19 di tahun depan. Contohnya, pengoptimalan digitalisasi atau pemanfaatan teknologi digital untuk menyelesaikan masalah pandemi.

Selanjutnya, Hasyim Gautama turut berbagi refleksi. “Covid-19 memberi dampak yang memunculkan banyak perubahan,” katanya. Sayangnya, informasi-informasi yang diperlukan seputar covid belum sepenuhnya tersampaikan kepada publik.

Kegiatan hari itu merupakan salah satu wujud sosialisasi dan menyebarkan informasi tersebut. Meskipun kasus aktif saat ini di bawah 400, Hasyim mengimbau masyarakat tetap berhati-hati, apalagi adanya varian Omicron. Kini di Indonesia terdata ada 46 kasus varian baru tersebut.

Oleh karenanya, mobilitas akan diperketat menjelang akhir tahun dengan kebijakan tiap daerah menyesuaikan kondisi masing-masing. Gerakan 3T (tracing, tracking, treatment) perlu dilakukan bersamaan dengan upaya mendorong percepatan vaksinasi.

Beberapa negara lain terpaksa melakukan lockdown, menurut Hasyim masyarakat Indonesia mesti bersyukur. “Negara kita sudah bisa beraktivitas seperti biasa, tapi tetap laksanakan 3M,” tegasnya. Yakni: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Titik-titik pusat berkumpul seperti restoran dan bioskop dibatasi hanya 75% kapasitas yang boleh diisi. Pengunjung yang boleh masuk pun disyaratkan telah masuk kategori hijau dalam aplikasi Peduli Lindungi.

Hasyim menjelaskan, “Kebijakan bisa saja beradaptasi dengan evaluasi tiap minggu.” Bukan hal mustahil bahwa terdapat perubahan-perubahan kebijakan karena kondisi perkembangan Covid-19 ini sifatnya dinamis.

Menurutnya, faktor  kedisiplinan masyarakat menjadi kunci utama. Dimulai dari diri sendiri. Menurutnya, Muhammadiyah punya potensi besar untuk berperan dalam perjuangan ini, utamanya melalui edukasi.

Acara diskusi menghadirkan narasumber Ika Ardina dari Komnas Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Sunanto (Ketua PP Pemuda Muhammadiyah), Dyah Puspitarini (Ketua PP Nasyiatul ‘Aisyiyah), Nashir Efendi (Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah), serta Abdul Musawir Yahya (Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). (*)

 Wartawan: Ahimsa W. Swadeshi
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow