Menjaga Marwah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah
YOGYAKARTA — Di sela-sela acara memperingati Milad ke-105 Aisyiyah yang diadakan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DIY di GOR Among Rogo Jl Kenari Yogyakarta, Rabu (3/4/2019), warga Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta siap mendukung, mengamankan dan menjalankan keputusan Musyawarah Pimpinan Wilayah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY.
Selain itu juga berharap kepada Anggota DPD RI Dapil DIY Drs M Afnan Hadikusumo untuk selalu menjaga marwah Persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah, tetap prioritaskan pendidikan untuk memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Terus kembangkan kegiatan bidang sosial untuk tingkatkan kesejahteraan masyarakat, selalu berdayakan perempuan dan peduli anak serta selalu menjaga keistimewaan Yogyakarta,” ucap Anne Rochmawati mewakili warga Aisyiyah DIY.
Pada kesempatan itu, warga Aisyiyah DIY berharap pula kepada Drs Afnan Hadikusumo untuk selalu istiqomah dalam mengemban amanah dunia dan akhirat.
Menanggapi apa yang disampaikan warga Aisyiyah DIY itu, Afnan Hadikusumo akan memegang teguh apa yang telah disampaikan ibu-ibu Aisyiyah DIY.
Bagi Afnan, sebagai sayap perempuan Muhammadiyah kehadiran Aisyiyah merupakan salah satu kekuatan terbesar umat Islam Indonesia yang memiliki tanggungjawab mengemban dakwah keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal dalam semua aspek kehidupan.
Di depan ribuan anggota dan simpatisan Aisyiyah se-Daerah Istimewa Yogyakarta yang memadati GOR Among Raga Yogyakarta dalam acara Milad Aisyiyah ke-105 yang digelar Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DIY, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi sampaikan pidato milad dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman menyampaikan ceramah kebangsaan. Turut hadir dalam acara itu Wakil Ketua PWM DIY Dr Untung Cahyono, M.Hum, mantan Ketua Umum PP Aisyiyah Prof Dr Hj Siti Chamamah Soeratno dan Ketua PWA DIY Siti Zulaikhah.
Milad ke-105 Aisyiyah kali ini bertemakan aktualisasi risalah pencerahan untuk dakwah melintas batas. Aisyiyah yang berdiri pada 27 Rajab 1335 atau bertepatan 19 Mei 1917, menurut Siti Zulaikhah, terus memberdayakan dan memajukan perempuan Indonesia.
“Dinamika dakwah Aisyiyah dengan berbagai macam dan bentuk kegiatan dan amal usaha yang dikembangkannya selama ini telah melintas batas yang dilandasi nilai-nilai Islam yang berkemajuan,” kata Zulaikhah.
Ketua Umum PP Aisyiyah Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi mengatakan, menginjak usianya yang ke-105 Aisyiyah kian mantap menebarkan manfaat lewat berbagai dakwah dan gerakannya sebagai organisasi perempuan muslim modern terbesar di dunia.
“Selain itu, Aisyiyah terus melakukan dakwah lintas batas yang konsisten dilaksanakan para kadernya di mana pun berada,” kata Noordjannah.
Dikatakan Noordjannah, Aisyiyah memiliki amaliah yang sangat banyak. “Tidak ada sekat-sekat apakah itu dilakukan oleh perempuan ataupun dilakukan oleh laki-laki,” tandas Noordjannah.
Aisyiyah yang besar ini, dikatakan Noordjannah, harus terus dirawat dan harus ditunjukkan semakin besar serta semakin bermanfaat. “Tidak saja untuk kepentingan Muhammadiyah maupun Aisyiyah,” terang Noordjannah yang menambahkan selama ini Aisyiyah telah menyejahterakan, mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa.
Saat ini Aisyiyah juga mengokohkan dan memperkuat dalam berdakwah melintas batas. “Seperti yang telah dilakukan dakwah lintas etnis, suku, agama, daerah, kepulauan hingga antarnegara bahkan lintas partai politik,” kata Noordjannah.
Mewakili PWM DIY, Dr Untung Cahyono mengatakan, kesatuan antara Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak dapat dipisahkan. “Keduanya saling bersinergis, bahu-membahu dalam kerja kemanusiaan yang berazas pada ajaran Islam,” kata Untung Cahyono.
Jika Aisyiyah maju, kata Untung, maka Muhammadiyah kuat. “Karena memang keduanya saling membutuhkan. Berbeda, tapi tidak dapat pisah,” tandas Untung, yang mengajak seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk mengambil bagian dalam perkembangan bangsa ini.
Bagi Untung, warga Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak boleh apatis dalam kegiatan politik. “Tapi dengan mengedepankan etika akhlak Islam yang sebaik-baiknya,” kata Untung.
Hal tersebut, bagi Untung, sebagai aktualisasi risalah pencerahan yang merupakan hasil dari Tanwir Muhammadiyah beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu dilaunching buku 105 puisi Aisyiyah dan penyerahan sertifikat lomba yang diselenggarakan Lembaga Kebudayaan PWA DIY serta penyerahan Surat Keputusan (SK) Taman Kanak-kanak: TK holistik berbasis keluarga dan TK berbasis budaya. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow