MediaMU.COM

MediaMU.COM

Portal Islam Dinamis Berkemajuan

Apr 27, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kolaborasi Sosial Ciptakan Perubahan untuk Mengatasi Krisis Iklim

Foto bersama seluruh peserta Lokakarya “Faith Inspired Changemaking Initiatives” (FICI) 2022 (Doc. Panitia FICI 2022)

BOGOR — Sebangak 70 pemimpin agama dan komunitas iman dari berbagai agama dan kepercayaan dari 17 provinsi dan 30 kabupaten di Indonesia mengadakan pertemuan pada 26 – 30 Agustus 2022 guna membahas berbagai inisiatif mengatasi krisis iklim bersama dengan inovator sosial dan aktivis lingkungan hidup. Para pemimpin agama, komunitas iman, dan para penggerak perubahan di bidang lingkungan hidup ini diundang oleh Ashoka dan Muhammadiyah melalui program Eco Bhinneka untuk membicarakan inovasi-inovasi di bidang lingkungan hidup yang sudah dilakukan masyarakat sipil, termasuk dari kelompok agama dan kepercayaan.

Lokakarya bertajuk “Faith Inspired Changemaking Initiatives” (FICI) atau Inisiatif Perubahan yang Diinspirasi Iman yang dilaksanakan ini diharapkan mempererat persatuan komunitas lintas iman dan gerakan lingkungan hidup, sehingga dapat bersama-sama mendorong kepedulian masyarakat lebih luas akan krisis iklim di Indonesia. Hal senada diungkapkan oleh Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan.

“Dengan jumlah umat beragama dan berkeyakinan di Indonesia lebih dari 90%, maka spiritualitas agama menjadi sangat strategis untuk memitigasi dan mencegah dampak perubahan iklim.” ungkapnya.

Di antara yang hadir, terdapat perwakilan dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, MUI, Wanita Katholik RI, Gereja Kalimantan Evangelis, GPIB (Gereja Protestan Indonesia Barat), Permabudhi (Persatuan Umat Buddha Indonesia), MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Kong Hu Cu Indonesia), PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia), Buddha Tzu Chi, serta berbagai macam organisasi dari berbagai afiliasi agama dan kepercayaan.

Organisasi lingkungan yang tidak berbasis agama juga hadir dalam lokakarya ini, seperti organisasi lingkungan dari Kalimantan Barat Gemawan, WALHI, organisasi nelayan perempuan dari Demak Puspita Bahari, aktivis sungai Prigi Arisandi, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, dan masih banyak lagi.

Ada juga kalangan akademisi dari berbagai universitas dan lembaga pendidikan seperti Universitas Indonesia, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Pusat Studi Islam UIN Yogyakarta, BINUS University, dan berbagai pesantren.

Di antara peserta, terdapat juga perwakilan Ikatan Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, penggerak pengolahan sampah elektronik Rafa Jafar, serta berbagai pemuda penggerak dialog lintas iman, gerakan anti-kekerasan dan gerakan lingkungan.  

Selain lintas iman, peserta lokakarya juga lintas generasi, karena generasi muda adalah yang akan menanggung dampak dari kesalahan kita di masa ini.

Nani Zulminarni, Direktur Regional Ashoka Asia Tenggara yang juga menjadi salah satu penyelenggara lokakarya ini menegaskan perlunya kolaborasi antar umat beragama dalam penanganan krisis iklim. “Krisis iklim tidak pandang agama. Bencana alam tidak pandang agama. Supaya umat manusia dapat bertahan di bumi ini, kita semua harus memiliki cara pandang dan cara hidup baru yang lebih berkelanjutan, dan kita butuh kolaborasi antar umat beragama,” paparnya

Pesan dan Kesan dari Peserta Lokakarya “Faith Inspired Changemaking Initiatives” (FICI)

Manajer Kampanye Pesisir dan Laut Eksekutif Nasional WALHI Parid Ridwanuddin mengungkapkan pentingnya saling-dukung antara gerakan lingkungan dan keagamaan, “Gerakan lingkungan harus terus terhubung dengan gerakan-gerakan lain yang sudah ada. Karena itu jembatan yang dibangun lokakarya FICI antara gerakan lingkungan dan gerakan keagamaan, amat penting.”

Sedangkan bagi Juliana Oyong, perwakilan dari Persatuan Umat Buddha Indonesia menilai baik cara lokakarya ini dikemas. “Fasilitator Dani Munggoro dari Inspirit mengajak kita memikirkan kembali inisiatif yang telah kita lakukan serta memberikan pemantik-pemantik yang membuat kita mempertajam dan merevisi langkah supaya lebih efektif,” papar Juliana yang juga merupakan Wakil Sekjen Komunitas Eco-enzyme Indonesia. (*\)


Sumber: Tim Eco Bhinneka Muhammadiyah & Ashoka Indonesia

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here